-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pemberdayaan Ummat, Masjid di Bantul Produksi Jamu Kemasan Siap Seduh

    13/08/25, 19:27 WIB Last Updated 2025-08-13T12:27:44Z

    Bantul, Kabar Jogja – Berawal dari obrolan sehabis beribadah saat puasa kemarin, pengurus Masjid Al-Kautsar Bintaran Kulon, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan berhasil memberdayakan masyarakat melalui usaha produksi jamu kemasan siap seduh.


    Menamakan badan usaha ‘Sangaji, Rempah Premium’, produk yang dihasilkan selama empat bulan terakhir ini berhasil menembus pasar di banyak daerah melalui kemitraan dengan berbagai pengurus masjid.


    Tenaga pemasaran utama Sangaji, Iki Tabah pada Rabu (13/8) menceritakan dari obrolan ringan antara jamaah akhirnya diputuskan untuk membangun usaha pengemasan jamu tradisional. Hal ini juga ditunjang oleh kehadiran salah satu jamaah yang memahami tentang produk jamu dan herbal.


    “Tujuan utama kami mendirikan badan usaha ini sebagai upaya pemberdayaan jamaah masjid agar dana kas Masjid Al-Kautsar tidak sepenuhnya berasal dari infaq, namun juga dari amal usaha,” katanya.


    Dengan bermodalkan dari uang patungan jamaan yang mencapai Rp10 juta, badan usaha ini kemudian melahirkan berbagai produk minuman tradisional instan mulai dari racikan jahe rempah, kopi rempah, wedang bajigur, kunir asem, beras kencur dan minuman kesehatan untuk anak-anak bernama ‘Lare Smart’.


    Selain bisa diseduh langsung dengan air panas sebagai keunggulan produk yang dihasilkan, Tabah menyebut keunggulan lain dari produknya adalah kandungan banyak rempah-rempah seperti habbatussauda (jintan hitam), kunyit, kencur, lada hitam, kumis kucing, pegagan dan gula tebu murni.


    “Kalau memang ada pesanan yang tidak menginginkan gula tebu, kita bisa ganti dengan gula aren. Per sachetnya kita jual dengan harga Rp3000-Rp5000. Kita juga melayani penjualan curah untuk rumah produksi lainnya,” lanjutnya.


    Meski hanya bisa berproduksi seminggu sekali dengan kapasitas hingga mencapai 100 Kg, Tabah menyebut saat ini produk kemasan sudah tersebar di banyak daerah melalui kemitraan dengan takmir masjid seperti di Lampung dan Purbalingga.


    Sebagai amal usaha yang pertama, Iki menyebut olahan jamu dipilih sebagai produk unggulan karena ingin melestarikan nilai budaya jamu yang sudah diakui dunia sebagai warisan tak benda yang mulai ditinggalkan generasi muda. Dengan tampilan dan rasa baru yang ditawarkan, Sangaji mencoba memberi alternatif minum jamu bagi kalangan muda.


    Tak hanya menumbuhkan pemberdayaan ekonomi lewat penyediaan bahan baku oleh masyarakat sekitar masjid Al-Kautsar. Amal usaha ini berhasil menggandeng banyak warga dalam sisi produksi yang melibatkan empat orang dengan proses pengerjaan di rumah dan memberi kesempatan untuk petugas penjualan.


    “Melalui badan usaha ini, kami tidak sekedar menjadikan masjid selalu sebagai penerima dengan tangan di bawah. Namun kami berusaha untuk menjadikan masjid sebagai pemberi manfaat kepada masyarakat,” katanya.


    Salah satu keunggulan lainnya, Iki menegaskan produk ini telah mendapatkan sertifikasi lokal Global Gotong Royong Tetra Preneur (STG2RT), yang berarti usaha ini telah memajukan daerah inovasi, gotong royong, dan kewirausahaan berbasis budaya.


    Gerakan ini menggabungkan semangat gotong royong dengan konsep tetra preneur (empat pilar kewirausahaan) untuk mengembangkan produk lokal dan mengangkatnya ke pasar global. (Set)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close