Bantul, Kabar Jogja – Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Kamis (10/7) memulai jalannya 275 proyek padat karya yang menggunakan sumber anggaran dari Dana Keistimewaan (Danais) Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2025. Berbagai proyek strategis bagi masyarakat ini menjadi kado HUT Bantul ke-194.
Saat peresmian proyek padat karya pembangunan talud di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bupati Halim menyampaikan berbagai proyek yang pelaksanaannya dimulai hari ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran serta kemiskinan di Bantul.
“Hari ini kita meresmikan salah satu proyek padat karya. Di mana tahun ini terdapat 275 titik padat karya dengan anggaran kurang lebih Rp24 miliar," katanya.
Setiap tahunnya, menjelang peringatan hari jadi Bantul pihaknya mempunyai kegiatan serupa berupa peresmian sampai peletakan batu pertama proyek-proyek infrastruktur.
Selain proyek padat karya, tahun ini Bantul juga menargetkan penyelesaian infrastruktur atau sarana-prasarana yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) senilai Rp85 miliar.
Proyek infrastruktur yang digarap itu untuk jalan, jembatan, talut, saluran irigasi, dan lain sebagainya.
Lalu ada pula pembangunan infrastruktur level padukuhan menggunakan anggaran Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Padukuhan (P2BMP) senilai Rp46,6 miliar.
Bantul tahun ini, menurut Halim juga mentransfer kurang lebih Rp10 miliar ke seluruh kalurahan untuk merealisasikan namanya program pengembangan desa mandiri (P2MD) atau program pemberdayaan masyarakat kalurahan (P2MK).
“Ini semuanya kita lakukan agar infrastruktur, sarana-prasarana di Kabupaten Bantul itu segera semakin sempurna, semakin memadai," jelas dia.
Selain meresmikan pelaksanaan proyek padat karya, Bupati Halim juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Bawuran dan Desa Wonolelo.
Dari lokasi ini, Bupati Halim kemudian menuju peresmian Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Padukuhan Mertosanan Kulon, Potorono, Banguntapan. Ini merupakan tempat pengelolahan sampah yang didanai dari Danais senilai Rp1,4 miliar.
“Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. TPS3R ini membuktikan bahwa kolaborasi dapat memberikan solusi nyata untuk masalah lingkungan,” kata Halim.
Diharapkan kedepan, TPS3R Mertosanan menjadi inspirasi padukuhan maupun desa-desa lainnya untuk bergerak bersama dan mandiri mengatasi persampahan.
Bersamaan Bupati Halim juga menyatakan akan mengelurkan himbauan kepada 8.000 ASN di Bantul untuk membuat ‘jugangan’ sebagai penampungan sampah organic. Pasalnya hampir 70-80 persen sampah yang diproduksi warga Bantul didominasi sampah organik. (Set)