-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Sumur Mengering, 1.500 Warga Bantul Terancam Kekeringan

    01/07/25, 15:50 WIB Last Updated 2025-07-01T08:50:44Z


    Bantul, Kabar Jogja – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul menyatakan ada sebanyak 1.500 jiwa yang tersebar di tiga dusun di Desa Trimurti, Srandakan terancam kekeringan. Ini disebabkan keringnya sumur yang menjadi sumber utama air bersih akibat jebolnya sabo dam (Groundsill) di bawah jembatan Srandakan.

    Kepala pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta menyatakan dalam laporan ke pihaknya kondisi sudah terjadi sejak 20 Juni lalu dan baru dilaporkan Senin (30/6) kemarin. BPBD Bantul telah melakukan asesmen ke lapangan untuk ditindaklanjuti.

    “Warga yang terdampak ada di RT 87, 88, 89 Dusun Nengahan dengan 221 KK, Dusun Srandakan (RT 1, 5, 6) dengan 150 KK dan Dusun Bendo (RT 98) dengan 80 KK. Beberapa sumur rumah sudah tidak ada air sama sekali," ujar Agus, Selasa (1/7).

    Sejak puluhan tahun, sumur-sumur yang berjarak satu kilometer dari Sungai Progo ini menjadi sumber utama air bersih bagi warga. Sejak kekeringan tersebut warga mengeluh kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Terlebih, jaringan pipa PDAM milik daerah belum menjangkau wilayah tersebut.

    Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol menyatakan, meski secara iklim Bantul masih berada dalam fase kemarau basah, kondisi ini tergolong darurat lokal karena sebelumnya wilayah tersebut tidak pernah mengalami kekeringan.

     “Kekeringan ini murni akibat jebolnya sabo dam yang membuat air tanah tidak tertahan dan langsung mengalir ke sungai. Ini kejadian pertama dalam enam tahun terakhir,” ungkap Antoni.

    BPBD Bantul saat ini tengah menyiapkan skema pendistribusian air bersih dan penyediaan tempat penampungan sementara di tiga titik strategis. Namun demikian, keterbatasan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) membuat BPBD harus menggandeng relawan dan dukungan CSR dari masyarakat.

     “Kami akan segera dropping air bersih dan tempat tampungan. Tapi karena wilayah ini belum pernah terdampak sebelumnya, mereka tidak siap dari sisi infrastruktur,” tambah Antoni.

    Pemerintah kalurahan Trimurti juga tengah menyiapkan surat resmi dan data valid terkait jumlah pasti warga terdampak. Saat ini, data yang digunakan masih berdasarkan hasil wawancara tim lapangan.

    Warga berharap distribusi air bersih segera dilakukan mengingat sumber air alternatif di sekitar juga tidak mencukupi kebutuhan. Pemerintah daerah pun didorong untuk mempercepat solusi jangka panjang agar kejadian serupa tak terulang di masa depan. (Set)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close