Yogyakarta, Kabar Jogja – Berupaya mendorong transparansi dan efektivitas program pemberdayaan melalui program Environmental (Lingkungan), Social (Sosial) dan Governance (Tata Kelola) atau ESG. Impact Meter hadir membantu pengukuran dan mempublikasikan dampak yang telah dihasilkan.
Dalam rilis Senin (14/7), Head of Communication and Partnership Impact Meter, Dyah Putri Utami menjelaskan tujuan utama kehadiran mereka adalah membantu tidak hanya inisiatif dari instansi besar yang memberikan dampak, tetapi juga gerakan dari komunitas kecil yang kerap syarat akan nilai positif.
“Impact Meter hadir untuk menjembatani kesenjangan ini, memberikan akses yang setara kepada semua pihak untuk menghitung dampak dari investasi sosial dan inisiatif baik yang telah mereka lakukan, tanpa memerlukan latar belakang pendidikan atau kemampuan spesifik,” terangnya.
Sebagai sebuah platform pengukuran, Dyah meyakini bahwa investasi pada program pemberdayaan baik melalui ESG maupun program pertanggungjawaban perusahaan (CSR) tidak hanya berhubungan dengan finansial.
Namun juga bisa menghasilkan berbagai input sosial seperti ide-ide masukkan, dampak pada masyarakat.
“Dampak sosialnya apa? Apakah nilai dampaknya lebih besar dibandingkan dari yang disalurkan? Memang ini pengukuran ini masih awam di Indonesia, namun dengan mempublikasikannya maka publik bisa tahu apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan ke masyarakat,” terang Dyah.
Saat ini, khususnya perusahaan pada perusahaan dengan sumber daya keuangan yang besar, mereka menyadari bahwa pengukuran dampak ke masyarakat ini bernilai besar. Sayangnya selama ini tidak banyak perusahaan yang melakukanya, kebanyakan hanya untuk memenuhi formalitas.
“Kita mendorong perusahaan melakukan pengukuran untuk mengetahui seberapa besar dampak yang telah diberikan perusahaan. Bukan sekedar formalitas,” ujarnya.
Sedangkan untuk perusahaan atau organisasi kemasyarakatan yang selama kesulitan mengakses pada pengukuran. Dyah menyebut Impact Meter adalah pilihan yang tepat karena menawarkan pembiayaan yang jauh lebih murah hingga 80 persen dari platform pengukuran lainnya.
“Beberapa waktu lalu, Impact Meter melakukan Survey Lanskap Pengukuran Dampak di Indonesia. Dari hasil survey ini jadi terlihat jelas ya bagaimana persepsi berbagai organisasi mengenai ekosistem pengukuran dampak di Indonesia. Ternyata, mereka selama ini masih kesulitan untuk melakukan pengukuran dampak sosial,” jelas Dyah.
Pada akhirnya, kehadiran Impact Meter dalam Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025 ini menegaskan komitmen mereka untuk mendorong transparansi dan efektivitas program pemberdayaan di seluruh spektrum masyarakat.
Dengan mempermudah akses ke alat pengukuran dampak yang akurat, Impact Meter berharap bahwa implementasi ESG tidak lagi menjadi domain eksklusif kalangan tertentu, melainkan dapat dijangkau dan diterapkan oleh seluruh pihak yang melakukan investasi sosial.
“Ini adalah langkah maju menuju ekosistem sosial yang lebih bertanggung jawab dan berdampak,” pungkas Dyah. (Tio)