Bantul, Kabar Jogja – Siswa Sekolah Rakyat Menengah di Bantul dan Sleman yang resmi dimulai Senin (14/7) akan melangsungkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau masa orientasi lebih lama dari siswa sekolah reguler.
Berlangsung dua minggu, waktu ini juga dipergunakan untuk menunggu kurikulum Sekolah Rakyat yang bakal ditetapkan dari pusat.
Hari ini sebanyak 275 siswa lulusan SMP dan terpilih dari keluarga miskin resmi masuk ke Sekolah Rakyat Menengah. Bertempat di Sonosewu, Kasihan, Bantul sebanyak 200 siswa akan menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Menengah 19 dan terbagi dalam 10 rombongan belajar (Rombel).
Sedangkan 75 lainnya ditempatkan di Sekolah Rakyat Menengah 20 yang berlokasi di di Purwomartani, Sleman menerima 75 siswa dan membaginya dalam tiga rombel.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah 19 Sonosewu, Agus Trianto mengatakan selama dua pekan masa orientasi lingkungan dan sosial. Ke-200 siswa diajak untuk berdamai dengan lingkungan dan kehidupan sosial.
“Berdamai dengan lingkungan baru, khususnya di asrama membutuhkan proses. Terlebih lagi para siswa berasal dari keluarga yang heterogen dari pendidikan maupun kemampuan finansial,” paparnya.
Selain itu, para siswa juga akan mendapatkan pendidikan wawasan kebangsaan dari personel TNI yang dikhususkan pada kedisiplinan. Agus menegaskan aspek kedisiplinan sangatlah penting untuk dimiliki para siswa ketika nanti hidup bersama di asrama.
Agus memaparkan sesuai petunjuk pusat, waktu yang lebih lama dari sekolah-sekolah umum dikarenakan tak hanya siswa, namun tenaga kependidikan dan guru pendamping juga sama-sama baru.
Agus sendiri yang sebelumnya mengajar di SMAN 1 Bambanglipuro mengaku selama masa orientasi ini, dirinya akan bersama siswa di sekolah meski nanti belum ada tempat untuk beristirahat.
Setelah orientasi, siswa baru akan memasuki masa matrikulasi karena tidak ada tes akademik. Pada tahap ini, para siswa akan mendapatkan sosialisasi tentang proses pembelajaran.
Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, Endang Patmintarsih mengatakan hingga dimulainya masuk sekolah, tercatat tiga siswa yang diterima di Sekolah Rakyat Menengah mengundurkan diri.
“Mengundurkan diri karena masih ingin bersekolah regular dan tidak ingin meninggalkan teman sebayanya,” katanya. (Set)
