Yogyakarta, Kabar Jogja – Ketua DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Nuryadi meminta satuan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun masyarakat mewujudkan langkah nyata dalam upaya penyelamatan maupun pelestarian lingkungan hidup. Parlemen akan memberi dukungan pada persetujuan anggaran.
Pernyataan ini disampaikan Nuryadi pada Selasa (3/5) dalam rangkat menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang akan diperingati setiap 5 Juni.
“Saat ini perubahan cuaca dan musim sudah tidak bisa diprediksi. Ilmu titen, yang dikembangkan oleh leluhur kita sudah tidak bisa memprediksi cuaca. Ini menandakan sejak dulu ada yang salah serta abai dalam memberlakukan alam,” ucapnya.
Sebagai salah satu yang bakal diwariskan kepada anak cucu di masa depan, Nuryadi menyebut partisipasi dari berbagai pihak, khususnya OPD maupun masyarakat dalam menjaga serta melestarikan lingkungan hidup haruslah diwujudkan.
Dirinya ingat, bagaimana sejak 20 tahun lalu, dirinya bersama dengan Komisi B melakukan penanaman Cemara Udang di banyak titik sepanjang pantai selatan sebagai upaya mencegah abrasi.
“Mungkin saat ini ada beberapa titik yang selamat dari abrasi. Namun DIY tidak hanya persoalan abrasi, bahaya longsor, banjir, dan kekeringan masih mengancam karena banyak kerusakkan yang dilakukan pada alam,” tegas Nuryadi.
Sebagai langkah nyata dukungan dirinya pada berbagai upaya penyelamatan lingkungan hidup. Pada Minggu (25/5) lalu, bersama dengan mahasiswa Pecinta Alam, Nuryadi menanam mangrove di kawasan Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Bantul.
Dari berbagai cerita yang disampaikan kepadanya, Nuryadi meminta satuan tugas di tingkat kabupaten maupun provinsi memberi perhatian lebih pada perkembangan hutan Mangrove Baros. Pasalnya ini merupakan kewenangan mutlak dan tanggung jawab pemerintah.
“Pemerintah Bantul kami dorong untuk segera berkoordinasi dengan provinsi untuk bagaimana mengembangkan kawasan konservasi hutan mangrove yang manfaatnya akan dirasakan di masa datang,” ujar politisi asal PDIP.
Baginya, jika tidak ditangani secara sungguh - sungguh oleh pemerintah. Dampaknya banyak pemangku-pemangku wilayah tidak paham apa yang harus dilakukan. (Tio)