Bantul, Kabar Jogja – Kementerian Pertanian (Kementan) menilai program penanaman sejuta hektar jagung pakan oleh Polri dinilai sukses mendongkrak ketersediaan jagung dalam negeri. Kedepannya program ini bakal terus diperluas lewat sinergi banyak pemangku kepentingan dan pemerintah daerah.
Hal ini disampaikan Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Yudi Sastro usai bersama dengan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan Kapolres AKBP Novita Eka Sari panen jagung di Lahan Balong Opak, Dusun Klaras, Desa Canden, Kecamatan Jetis, Sabtu (14/6).
Pada Februari lalu, lahan ini menjadi area tanam jagung bersama yang langsung dihadiri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Ini sangat luar biasa, dimana lahan tidak produktif disulap oleh Polri lewat program penanaman sejuta hektar jagung pangan dengan hasil yang memuaskan. Tercatat di lahan seluas tiga hektar, panen kali ini mencapai 9,11 ton per hektar,” kata Yudi.
Angka panen di lahan ini menurutnya di atas rata-rata jagung pakan di tingkat nasional. Bahkan jika dikalkulasikan dengan luasan lahan, maka program sejuta lahan jagung pakan ini sudah memenuhi target panen setahun sebelumnya.
Hasilnya, dengan hasil panen melimpah, pemerintah sudah memutuskan untuk tidak mengimpor lagi jagung pakan. Bahkan Yudi memastikan tahun ini Indonesia sudah swasembada jagung pakan dan kondisi ini mengikuti padi yang sudah terlebih dahulu.
“Kebutuhan jagung pakan kita setiap hektarnya sebanyak 15 ton dan saat ini target tersebut terlampaui karena rata-rata tingkat panen mencapai 16-17 ton per hektar. Kita tidak melakukan importasi, namun khusus jagung pangan kita masih lakukan,” ujarnya.
Melihat keberhasilan tingkat panen jagung pakan yang digagas Polri, Kementan mendorong sepenuhnya program ini diperlua dengan melibatkan semua stakeholder di pusat maupun daerah.
Sesuai dengan arahan dan instruksi Presiden Prabowo Subianto, Indonesia menargetkan swasembada empat kebutuhan pokok penting yaitu beras, jagung, gula dan garam.
Kapolres Bantul AKBP Novita Eka Sari menekankan pentingnya kolaborasi antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam membangun kedaulatan pangan yang berkelanjutan.
“Ke depan, kami berencana memperluas cakupan pembinaan pertanian tidak hanya pada komoditas jagung, tetapi juga tanaman lainnya. Langkah untuk mendorong generasi muda agar kembali tertarik pada sektor pertanian sebagai bidang yang menjanjikan dan strategis," ujarnya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut skema pertanian saat ini, termasuk jaminan harga dan infrastruktur produksi, membuat petani semakin sejahtera. Bantul bahkan mencatat surplus beras dan jagung pada tahun ini.
“Dengan jaminan harga jagung Rp5.500 per kg dan padi Rp6.500 per kg, serta dukungan irigasi dan prasarana, tata kelola pertanian dari hulu ke hilir kini semakin kuat,” ujarnya. (Set)