Bantul, Kabar Jogja - Kedua kalinya Dinas Pariwisata Bantul menggelar Kerontjong Pesisiran; Irama Ombak Selatan di Pantai Goa Cemara, Kretek, Sabtu (21/6) nanti. Tema ini dihadirkan untuk menyuarakan isu-isu pelestarian lingkungan.
“Sebelumnya, Keroncong Pesisiran sukses dilaksanakan tahun sebelumnya. Momen penyelenggaraannya tahun ini bisa dibilang spesial, karena bertepatan dengan masa migrasi penyu pertama dan juga hari musik sedunia,” terang Kepala Dispar Bantul, Saryadi, Selasa (17/6).
Saryadi menegaskan pihaknya berupaya membuat konsep yang berbeda untuk setiap gelaran Keroncong Pesisiran. Tahun lalu bertajuk ‘Swara Ibu Senja’, sedang tahun ‘Irama Ombak Selatan’.
“Menurut kami keroncong bukan hanya sebagai genre, keroncong sebagai dialek atau gaya ekspresi musik. Lalu, keroncong juga tentang harmoni, kaitannya dengan festival ini, harmoninya bisa beragam,” paparnya.
Festival director dari Kerontjong Pesisiran, Evander Dwi P menyatakan harmoni yang ingin dibangun adalah harmonisasi yang menghubungkan ombak laut selatan dengan masyarakat, dan lain-lain.
“Melalui festival ini kami berupaya merangkul dan mengangkat berbagai aspek, yang pertama tentu musik keroncong, lalu kearifan lokal, dan yang tak kalah penting adalah isu lingkungan,” ucapnya.
Bahkan yang lebih special, event musik ini jatuh pada peringatan hari musik dunia setiap 21 Juni.
Selain menikmati alunan music keroncong, salah satu acara yang diminati adalah pelepasliaran tukik ke laut lepas.
Panggung “Irama Ombak Selatan : Kerontjong Pesisiran” akan dihiasi sederet penampil antara lain The Cloves and The Tobacco, Iksan Skuter, Purapurahidup, Keroncong Jazz Lastarya, Hamkri Bantul. Dengan pembawa acara duo The Asam Garam, Burhanudin Baharsyah dan Teguh Nurwantara. (Tio)