Kabar Jogja - Keuskupan Agung Semarang resmi meluncurkan Lembaga Ekselensi Keuskupan Agung Semarang (LEKAS) sebagai upaya perbaikan bidang pendidikan. LEKAS ini bertujuan membenahi sekolah katolik lewat pelatihan-pelatihan ekselen dan utuh untuk pengelola yayasan, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.
LEKAS diluncurkan langsung Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko dalam acara ‘Pendidikan dan Pelatihan Ekselensi dalam tajuk Transformasi Sekolah Katolik Keuskupan Agung Semarang’, di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, Jumat (23/5).
“Kita menyadari bahwa sudah saatnya kita semua bergandengan tangan, saling menopang, dan bekerjasama mewujudkan impian Gereja katolik yang satu dan sama dalam membentuk pribadi-pribadi yang dewasa, utuh melalui pendidikan,” ujar Uskup pada Sabtu (24/5).
LEKAS sebagai lembaga yang dikelola dan digerakkan para akademisi dan praktisi pendidikan, kepemimpinan, dan manajemen ini diutus membenahi sekolah katolik lewat pelatihan-pelatihan ekselen dan utuh untuk pengelola yayasan, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.
Dipaparkannya tujuan pendidikan Katolik tidak sekedar mencetak orang-orang yang pandai secara intelektual, namun terlebih membentuk pribadi-pribadi yang mampu terlibat secara aktif dalam kehidupan sosial demi terwujudnya kesejahteraan bersama.
Pemerhati pendidikan, yayasan Katolik di bawah KAS, Mgr. Robertus Rubiyatmoko menggaris bawahi lagi bahwa melalui pendidikan yang menyeluruh (komprehensif), Gereja ingin membina orang-orang muda menjadi pribadi-pribadi yang dewasa-utuh otentik-seimbang, baik secara fisik, intelektual, moral dan spiritual.
”Dengan pola pendidikan seperti ini kita mengharapkan hasil yang membanggakan, yakni pribadi-pribadi yang beriman cerdas, tangguh, misioner, dan dialogis atau (CTMD),” ingatnya.
Kepala UPP Pendidikan KAS sekaligus Penanggung jawab LEKAS, Romo Yuvensius Deny Sulistiawan menjelaskan lembaga tersebut merupakan buah dari Sinode Pendidikan KAS pada tahun 2023.
“Sinode itu melahirkan rekomendasi-rekomendasi tentang kekatolikan, guru, mutu pendidikan dan lainnya yang muncul dari berbagai ekosistem. Lalu hasil shinoda diserahkan umat sebagai pekerjaan Bapa Uskup,” kata Romo Deny.
UPP Pendidikan KAS yang mendapat tugas kemudian melakukan diskusi panjang bersama tiga perguruan tinggi Katolik. Di sana muncul kesadaran melangkahkan kaki bersama, bersinergi, berkolaborasi serta bertransformasi dengan bersama lembaga-lembaga pendidikan di KAS.
Kedepan LEKAS berusaha mewujudkan mimpi-mimpi bersama lembaga pendidikan bagaimana gereja kita memiliki satu mekanisme untuk merefleksi memproyeksikan, supaya karya-karya pendidikan lembaga pendidikan Katolik mulai dari PAUD-SMA/SMK semakin berkembang.
Ketua LEKAS yang sekaligus Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Ferdinand Hindiarto menjelaskan dalam aksi perdana dalam pendidikan dan pelatihan ini pihaknya mengundang lima Yayasan Pendidikan Katolik yang bernaung di Keuskupan Agung Semarang.
LEKAS sendiri bertugas untuk merancang dan melaksanakan program pendidikan, pelatihan dan pendampingan bagi: yayasan penyelenggara pendidikan katolik, guru dan tendik sekolah-sekolah katolik di KAS. Selain itu berkolaborasi dengan pihak internal dan eksternal dalam meningkatkan efektivitas program. Diklat ini diikuti sekitar 150 orang. (Set)