Bantul, Kabar Jogja - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang merayakan Miladnya ke-44 kini memasuki milestone selanjutnya dalam Roadmap for Strategic Development 2015–2040, yaitu ‘Towards Leading Entrepreneurial University’ menuju Top 100 Under 50 ASIAN University.
Pencanangan target ini dilakukan setelah berhasil melewati milestone kedua sebagai ‘Research Excellence University; Leading ASEAN University)’ dengan berbagai prestasi dan pengakuan di tingkat nasional dan internasional.
“Pada fase ini, fokus pengembangan tidak hanya terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga integrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam seluruh aspek pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi,” kata Rektor UMY Achmad Nurmandi, Senin (28/4).
Menurutnya fase ini menjadikan kesempatan bagi UMY untuk berkontribusi dalam bidang pengajaran sebagai kewajiban utama perguruan tinggi di tengah kondisi Indonesia kini membutuhkan lebih banyak universitas yang aktif menciptakan inovasi sebagai solusi strategis bagi pembangunan bangsa.
Kedepannya, Achmad menyoroti pentingnya membangun ekosistem riset yang berkelanjutan, dengan mendorong hilirisasi hasil penelitian agar mampu memberikan dampak nyata, baik bagi masyarakat luas maupun perkembangan institusi.
Dipaparkannya sejak 2021, UMY telah menunjukkan komitmen kuat dalam menerapkan Kurikulum Outcome Based Education (OBE) di seluruh program studi. Berdasarkan data dari LPP UMY, implementasi OBE mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
“Pada 2021, sebanyak 46 prodi telah mengadopsi kurikulum OBE. Persentase ini meningkat menjadi 56 pada 2022, menandakan adanya perbaikan berkelanjutan dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum berbasis capaian pembelajaran,” ujarnya.
Kemudian terjadi lompatan besar pada 2023, di mana seluruh prodi telah sepenuhnya menerapkan kurikulum OBE, dan capaian tersebut berhasil dipertahankan hingga tahun 2024.
“Artinya, seluruh prodi di UMY kini telah melaksanakan pendidikan berbasis luaran (learning outcomes) secara konsisten, sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan menyesuaikan diri dengan standar nasional maupun internasional,’ ujarnya.
Dalam pidatonya ‘Entrepreneurial University untuk Kemajuan Bangsa’ Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, menekankan perlunya transformasi menyeluruh di perguruan tinggi.
Menurutnya, di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, perguruan tinggi tidak cukup hanya menghasilkan lulusan siap kerja, melainkan juga harus melahirkan inovator, wirausahawan, dan pemimpin masa depan yang adaptif dan solutif.
“Setidaknya ada tiga aspek utama dalam transformasi menjadi entrepreneurial university: kurikulum yang adaptif, pengembangan inkubasi startup, dan kolaborasi erat dengan industri. Ini penting untuk membekali lulusan agar tidak hanya mencari kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi nyata bagi pembangunan nasional,” ujar Ghufron.
Ia menambahkan, kepemimpinan visioner dan komersialisasi hasil riset menjadi indikator kunci dalam membangun universitas berbasis kewirausahaan.
Melalui penguatan kolaborasi dengan dunia industri, hilirisasi hasil riset dapat dipercepat untuk menghasilkan produk dan solusi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat. (Set)