Bantul, Kabar Jogja – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadikan gelaran International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) yang kesembilan tahun ini dan International Conference of Community Service (ICCS) yang ketiga kalinya sebagai pijakan memperluas ruang lingkup penelitian hingga ke Asia.
Komitmen ini merupakan implementasi dari peta jalan UMY yang disusun sejak 2015 sebagai kampus pusat riset.
Berlangsung mulai 6-7 Agustus 2025, ICoSI & ICCS tahun ini mengalami peningkatan baik dari karya ilmiah yang akan dipaparkan hingga kampus yang terlibat. Pada 2024, tercatat ada 853 karya tulis berbagai perguruan tinggi dari 23 negara.
“Sekarang jumlah paper yang akan dibahas sebanyak 1.055 karya dari 1.500 yang mendaftar. Jumlah negara yang mengikuti gelaran ini juga bertambah menjadi 30 negara,” kata Rektor UMY Achmad Nurmandi, Rabu (6/8).
Menurutnya selama ajang ICoSI & ICCS ini berbagai tema disajikan untuk dibahas sebelum nanti akhirnya dipublikasikan di jurnal yang terindeks. Bidang-bidang yang dibahas meliputi Humaniora, Pendidikan, dan Ilmu Sosial (HESS), Ilmu Kesehatan dan Keperawatan (HSN), Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi (EMA), dan Teknologi Rekayasa dan Pertanian (ETA).
UMY sendiri menurut Nurmandi mengirimkan hamper 300-an jurnal karya ilmiah yang disusun oleh 250 dosen dibantu mahasiswa.
“Ajang tahun ini menjadi pondasi penting bagi UMY untuk menekankan perluasan ruang lingkup riset hingga skala Asia. Harapannya nanti kita, UMY akan dikenal sebagai universitas skala riset di tingkat internasional,” jelasnya.
Salah satu yang menjadi perhatian dalam gelaran ICoSI & ICCS 2025 adalah berbagai riset yang terkait dengan keberlanjutan kehidupan bumi, perang dagang, dan perkembangan teknologi informasi yang sudah mencapai tingkatan 5.0.
“Isu-isu seperti kerusakan lingkungan bersifat global dan harus ditangani secara bersama-sama. Melalui konferensi ini, kami memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk berbicara di forum internasional, sehingga riset kami tidak hanya terbatas pada ruang kelas atau laboratorium, tetapi dapat memberikan kontribusi nyata di tingkat global,” terang Ahmadi.
Director of Directorate Research and Community Engagement yang juga ketua pelaksana ICoSI and ICCS 2025, RR. Sabtanti Harimurti menyatakan tahun ini tema besar yang dipilih ‘Memberdayakan Masyarakat dan Ekosistem Melalui Teknologi Berkelanjutan dan Cerdas Dalam Masyarakat 5.0’.
“Gelaran ini menjadi komitmen UMY dalam mendukung riset lintas disiplin ilmu dan menciptakan kolaborasi global,” paparnya.
ICoSI UMY bermitra dengan beberapa penerbit terkemuka, yang memungkinkan makalah yang dipresentasikan dipublikasikan di jurnal berkualitas tinggi. Hanya makalah yang relevan dan memenuhi syarat yang akan dipublikasikan di penerbit terindeks Scopus.
Sabtanti berharap melalui diskusi interdisipliner, berharap ICCS 2025 menghasilkan temuan baru untuk saling bertukar ide, pendekatan dan metodologi yang dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.
ICCS 2025 pun nantinya akan dimeriahkan oleh pameran produk dari berbagai UMKM hasil binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat UMY. (Set)