Sleman, Kabar Jogja – Omah Petroek di Pakem, Sleman bakal menggelar bertajuk Festival Jurnalisme dan Kebudayaan selama tiga hari berturut-turut, mulai tanggal 6 hingga 8 Juli 2025.
Berkegiatan sepenuhnya di Museum Anak Bajang, festival ini digagas sebagai upaya strategis untuk menjembatani dan mengaitkan peran museum dengan dunia jurnalisme, sebuah kolaborasi yang diharapkan dapat melahirkan pemahaman baru tentang sejarah, budaya, dan peran media dalam masyarakat.
Festival Kebudayaan dan Jurnalisme ini dirancang dengan serangkaian acara yang beragam dan menarik. Mulai dari diskusi, lokakarya, pameran, hingga pertunjukan seni,” kata Ketua acara Agustinus Yulianto, Rabu (2/7).
Pembukaan festival akan dimulai dengan fokus pada intelektual dan literasi. Pada tanggal 6 Juli, pengunjung dapat mengikuti Diskusi Sastra dan Bazar Buku yang menyediakan beragam judul literatur, mulai dari buku-buku sejarah, kebudayaan, hingga jurnalistik.
Memasuki hari kedua, festival akan berfokus pada pengembangan keterampilan praktis. Tanggal 7 Juli akan menjadi ajang bagi para peserta untuk mengasah kemampuan mereka melalui Workshop Jurnalistik dan Literasi Digital.
Puncak Festival Jurnalisme dan Kebudayaan akan berlangsung pada tanggal 8 Juli 2025 yang menyajikan rangkaian acara sarat dengan kekayaan seni dan tradisi.
Hari terakhir ini akan dimeriahkan dengan, penampilan Topeng Ireng dan Grup Menak Koncer dari Kelompok Lima Gunung, lalu ada Pameran Seni Rupa yang bertajuk 'Amanat Hati Nurani Rakyat', dilanjutkan dengan performance tari 'Niti Laku' dari Kelompok Kun Fayakun..
Dihari terakhir ini ada juga Penandatanganan Prasasti oleh Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan oleh Bapak Restu Gunawan, kemudian dilanjutkan dengan penampilan Accapella Mataraman, penampilan Bedayan Bocah Bajang, dan sebagai penutup, ada penampilan dari Jogja Hip-hop Foundation.
"Pada tiga hari itu, Museum Anak Bajang akan dibuka secara gratis untuk para pengunjung," kata pria yang akrab disapa Antok.
Antok sangat berharap agar Festival Jurnalisme dan Kebudayaan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan. Tetapi juga bisa menjadi sarana edukasi dan refleksi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan memahami peran jurnalisme dalam membentuk opini publik dan mengabadikan sejarah.
"Kami juga akan membagikan buku secara gratis di seluruh sekolah yang berada di lereng merapi dalam rangkaian acara itu," tuturnya. (Set)