Sleman, Kabar Jogja – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memastikan proses evakuasi tim mahasiswa yang mengabdi di Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara mengunggu proses pendampingan psikologis. Jenazah kedua mahasiswa yang tewas karena kapalnya terbalik sudah diberangkatkan hari ini, Rabu (2/7).
Langkah ini dilakukan UGM pasca meninggalnya dua mahasiswanya yang tengah menjalankan program KKN-PPM periode 2 tahun 2025 pada Selasa (1/7) siang kemarin. Kapal yang ditumpangi terbalik akibat hantaman ombak setinggi 2,5 meter di Pulau Wahr, Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw.
“UGM menyatakan duka mendalam atas wafatnya dua mahasiswa dalam menjalankan tugas pengabdian amanat intelektual untuk berbakti kepada masyarakat,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito di UGM.
Dua mahasiswa yang meninggal adalah Septian Eka Rahmadi dari Fakultas Teknik asal Sumbawa dan rekannya Bagus Adi Prayogo dari Fakultas Kehutanan asal Bojonegoro, Jawa Timur. Mereka adalah bagian dari 28 mahasiswa yang diterjukan di sana.
“Keduanya adalah putra terbaik UGM yang gugur saat menjalankan program dengan penuh dedikasi. Kami memohon maaf dan menjadikan ini evaluasi serta pembelajaran terus berbenah,” ucapnya.
Saat ini UGM telah mengirimkan tim yang nanti bersama dosen pembimbing lapangan dan kordinator wilayah akan melakukan pendampingan psikologis, spiritual dan logistic. Arie menyatakan personel tim di sana mengalami trauma mental.
“Ditarik atau tidaknya, itu sepenuhnya kami dasarkan pada kenyamanan mahasiswa sendiri. Kalau mereka masih nyaman dan ingin meneruskan program, kami akan tetap mengijinkan dengan kadar program yang harus minim resiko,” katanya.
Arie menerangkan sebelum pemberangkan, seluruh peserta KKN-PPM UGM telah mendapatkan pembekalan mengenai kondisi daerah sasaran program. Korwil juga telah memastikan kelayakan dan keamanan bagi mahasiswa.
Sekretaris Direktorat pengabdian kepada Masyarakat UGM, Djarot Heru Santosomenjelaskan, kejadian bermula saat long boat yang ditumpangi 12 penumpang, 7 mahasiswa UGM dan 5 warga lokal mengangkut pasir untuk material pembangunan proyek pembuatan tempat sampah dan revitalisasi terumbu karang metode Artificial Patch Reef (APR) dari Pulau Wahru.
Saat menempuh jarak 300 meter dari bibir pantai, badai datang lalu kapal terhantam ombak setinggi 2,5 meter dan terbalik. Sebelumnya, tim ini juga telah mengangkut pasir dan kondisi perairan aman.
“Di pengangkutan pertama, kapal mengangkut 32 karung dengan lima penumpang. Saat pengangkutan kedua, kapal mengangkut 16 karung dan 12 penumpang. Ini masih dalam ukuran wajar di sana dan tidak ada beban yang berat,” terang Djarot.
Hari ini, kedua jenazah tengah diterbangkan dari dengan rute Ambon-Makkasar-Surabaya dengan estimasi kedatangan pukul 19.20 WIB. Dari Surabaya, jenazah Bagas langsung diberangkatkan ke Bojononegoro.
Djarot menjelaskan di Maluku Tenggara, UGM menerjunkan sembilan tim KKN-PPM. Kecamatan Manyeuw sebelumnya sudah menjadi lokasi program sebanyak empat kali.
Berangkat dari Yogyakarta pada 20 Juni, tim beranggotakan 28 mahasiswa ini tiba di Kecamatan Manyeuw pada 22 Juni. Mereka dijadwalkan mengabdi di sana sampai 20 Agustus 2025. Tim di Kecamatan Manyeuw ini di lokasi berkolaborasi dengan lima mahasiswa Universitas Pattimura. (Set)