Yogyakarta, Kabar Jogja – Ketua Komisi D DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, RB Dwi Wahyu B meminta dua Sekolah Rakyat yang berada di Sleman dan Bantul wajib mengajarkan Bahasa Jawa sebagai upaya pelestarian bahasa ibu dan pendidikan karakter.
“Secara prinsip saya mendukung keberadaan Sekolah Rakyat yang baru saja diresmikan oleh pemerintah di banyak daerah. Namun saya mengkritisi keberadaannya yang tanpa kajian data valid,” paparnya dilansir pada Jumat (18/7).
Baginya keberadaan Sekolah Rakyat di Kalasan, Sleman dan Sonosewu, Bantul dihadirkan tanpa melalui kajian komprehensif data yang seharusnya dihasilkan Dinas Sosial. Sehingga keberadaannya sekarang masih belum terkoordinasi dengan baik.
“Data yang disajikan Dinsos seharusnya membicarakan berapa seharusnya kebutuhan Sekolah Rakyat di Yogyakarta? Kalau bicara data kemiskinan, seharusnya Sekolah Rakyat dibangun di Gunungkidul atau Kulon Progo,” tegasnya.
Alhasil dengan belum solidnya koordinasi antar kementerian; Kementerian Pendidikan untuk menyusun kurikulum dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk pembangunan gedung. Sekolah Rakyat disebut Dwi yang berasal dari PDIP ini dijalankan terburu-buru.
Meski begitu, Dwi setuju dengan konsep dasar sekolah asrama yang diharapkan menghadirkan pendidikan karakter bagi siswa miskin untuk memutus kemiskinan. Dirinya meminta kepada semua pihak terkait, salah satu faktor pendidikan karakter yang penting adalah pengajaran bahasa ibu. Di Yogyakarta adalah bahasa Jawa.
“Bahasa Jawa jadi prioritas. Kita ini selalu kehilangan Bahasa Jawa sebagai pengendali karakter. Orang Jawa masyarakat yang pintar memilih kata dan kata untuk siapa. Karena kosakatanya banyak,” paparnya.
Sementara itu, pada kunjungan ke Sekolah Rakyat di SOnosewu hari ini. Wakil Ketua DPRD DIY, Anton Prabu Semendawai menyatakan karena baru pertama kali dalam sejarah. Sehingga wajar saja kehadiran Sekolah Rakyat banyak kekurangan.
“Pasti berat awal-awalnya pasti susah, tapi ini diperlukan untuk membentuk jiwa korsa dan semuanya. Pasti ada kekurangan sedikit-sedikit pasti akan diperbaiki. Melihat semangat anak-anak, terima kasih pada Dinsos, sudah menjadikan ini terwujud,” paparnya.
Selain akan memberikan dukungan terhadap berbagai kekurangan dua Sekolah Rakyat di Yogyakarta, Anton menjanjikan untuk berkomunikasi dengan berbagai perguruan tinggi agar siswa Sekolah Rakyat bisa mengakses bantuan pendidikan atau setidaknya kemudahan mendapatkan studi lanjut.
Kepala Dinsos DIY, Endang Patmintarsih mengungkapkan pihaknya saat ini terus berkoordinasi melengkapi segala kekurangan sarana dan prasarana pendidikan maupun untuk siswanya.
Dalam dua bulan kedepan, pemerintah pusat menjanjikan akan membangun laboratorium dan memenuhi kebutuhan harian hingga seragam siswa yang jumlahnya mencapai delapan item. (Set)