-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Dari Bantul, Madanitec Dukung Tata Kelola Sampah Yang Lebih Baik

    18/07/25, 09:18 WIB Last Updated 2025-07-18T02:18:31Z

    Bantul, Kabar Jogja – Bermula dari penyediaan dan pembuatan mesin tepat guna untuk berbagai perusahaan makan dan minum, PT Madani Technology Jogja (Madanitec) memfokuskan diri pada pengembangan mesin pemilah sampah. Persoalan sampah yang belum tertangani dengan benar memberikan peluang ekonomi dalam penyediaan mesin pemilah sampah.


    Berdiri sejak 2009, Madanitec yang berlokasi di Dusun Kepuh Wetan, Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Bantul sebenarnya baru melirik pembuatan mesin pemilah sampah sejak dalam tiga tahun terakhir.


    Tingginya permintaan mesin dari pemerintah, kalangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) tata kelola pengelolaan sampah, sampai perusahaan swasta se-Indonesia menjadikan bisnis mesin pemilah sampah berkembang pesat.


    “Pada awalnya kami memang bergerak pada penyedia mesin tepat guna untuk berbagai industry. Namun melihat kondisi lingkungan yang semakin memburuk oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik, kami merasa harus ada sentuhan teknologi dalam tata kelolanya agar tidak merusak lingkungan,” kata Direktur Madanitec, Wahyu Arrozi dilansir Jumat (18/7).


    Dengan melibatkan berbagai komunitas yang peduli terhadap lingkungan, Madanitec melihat kehadiran mesin pemilah sampah merupakan keharusan dalam peningkatan efisiensi dan efektifitas tata kelola sampah.


    Melalui penelitian yang bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya UGM, Dikti, dan Pemda akhirnya lahir sebuah inovasi mengubah atau memodifikasi sehingga menjadi sesuatu yang baru dengan nilai lebih.


    Menerapkan hukum gravitasi, mesin pemilah sampah didesain dengan alur pemilah sampah yang dibedakan dari berat dan ringannya massa. Sehingga ketika sampah dimasukkan maka, sampah plastik akan keluar dari pintu samping sedangkan sampah basah yang memiliki massa lebih berat keluar dalam potongan-potongan siap diolah menjadi kompos.


    “Kami telah mengembangkan mesin mulai dari kapasitas pemilahan 100 Kg per jam hingga 4 ton per jam dengan penggerak mesin diesel. Harga bervariasi mulai dari Rp65 juta sampai ratusan juta,” kata Wahyu.


    Dipaparkannya, karena pemesan lebih banyak dari korporat yang menjadi rekanan pemerintah atau pemda langsung, maka pemesanan mesin pemilah sampah ini banyak terjadi di akhir tahun. Pada November-Desember karena anggaran yang diajukan baru turun.


    Jika pada awal tahun sampai triwulan ketiga, pembuatan mesin yang melibatkan 20 tenaga kerja profesional per bulan hanya 1-2 mesin. Maka menjelang akhir tahun harus memproduksi 3 kali lipatnya.


    Bagian pemasaran Madanitec, Hendra Surya menjelaskan sebagai referensi bagi konsumen pihaknya sudah menyiapkan berbagai cetak biru mesin yang ingin dipesan. Dikatakan saat ini ada delapan model mesin pemilah sampah yang sudah dikembangkan yang dibedakan dari kapasitas sampah yang diolah.


    “Jika ada permintaan desain mesin, kebanyakan karena alasan keterbatasan anggaran. Kami bisa memenuhi semisal memperkecil kapasitas hingga diesel penggeraknya. Semua bisa kita kondisikan sesuai dengan keinginan konsumen,” paparnya.


    Setelah mendapatkan ISO 9001:2025 pada tahun 2023 dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian, Hendra menyebut saat ini pemasaran tidak lagi berkisar di pulau Jawa namun sudah menjangkau berbagai daerah skala nasional.


    Tak hanya itu, sebagai dukungan pada pemanfaatan produk industri dalam negeri, Madanitec telah memperoleh sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk 17 mesin yang telah diproduksi.


    “Sebagai pelayanan purna jual, kami juga membantu konsumen kami dalam hal mencari mitra untuk membeli berbagai produk Reduce Derived Fuel (RDF) yang dihasilkan dari sampah plastic terpilah,” paparnya.


    Hendra memastikan Madanitec akan terus berinovasi seiring bertambahnya permintaan masyarakat dalam berbagai kebutuhan yang membutuhkan teknologi tepat guna yang mudah dimanfaatkan dan harganya terjangkau. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close