-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    TPSS Diprotes Warga, Bupati Halim Berjanji Persoalan Sampah Bakal Selesai

    06/05/24, 14:45 WIB Last Updated 2024-05-06T07:45:10Z

    Bantul, Kabar Jogja – Sejumlah warga yang tinggal tidak jauh dari tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) di Dusun Wonoroto, Desa Gadingsari, Sanden Bantul mengeluhkan keberadaannya karena tidak pernah ada sosialisasi.


    Menjadi satu dari tiga tempat pembuangan sampah prioritas di tahun ini, Bupati Abdul Halim Muslih berjanji persoalan tersebut akan diselesaikan dalam beberapa bulan kedepan.


    Berada di jalan menuju Pantai Cemara, keberadaan TPSS Wonoroto yang difungsionalkan sejak 1 Mei kemarin mengandalkan konsep timbun dan tutup. Dimana sampah yang diangkut dimasukkan kedalam lubang galian sedalam 10-15 meter yang kemudian ditutup dengan terpal.


    Salah warga, Haryanto mengakui sebagian besar warga di Wonoroto keberatan dengan keberadaan TPSS. Hal ini disebabkan keberadaan sampah yang dibuang menimbulkan bau menyengat dan menghadirkan kerusakan lingkungan karena tidak diolah maksimal.


    “Hanya beberapa warga saja yang diajak sosialisasi dan tiba-tiba menjadi tempat pembuangan sampah. Saya sempat memprotes ke Desa dan Kecamatan namun seperti tidak dianggap,” katanya saat ditemui wartawan pada Minggu (5/5) kemarin.


    Baginya warga yang diundang sosialisasi saat itu merupakan orang-orang pilihan yang tidak mengerti tentang dampak panjang keberadaan sampah di lingkungan mereka.


    Saat ini, Haryanto dalam perjuangannya menolak keberadaan TPSS Wonoroto tengah mengumpulkan tanda tangan warga. Tercatat sudah ratusan tanda tangan yang terkumpul.


    “Kami minta dihentikan aktivitas pembuangan sampah di wilayah kami. Pemda harus meninjau ulang kebijakan tersebut karena merugikan masyarakat yang lahir dan besar disini,” tegasnya.


    Penjaga pintu masuk TPSS Wonoroto, Jumijo membenarkan sejak awal Mei area tersebut sudah digunakan untuk membuang sampah. Tercatat sejak Kamis (1/5) sampai Sabtu (4/5) sudah masuk 21 truk pengangkut sampah berplat nomor warna merah.


    “Memang baunya cukup menyengat jika angin mengarah ke rumah saya. Tapi direncanakan TPSS ini hanya dioperasikan selama empat bulan kedepan dan nanti akan dihentikan,” jelasnya.


    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bambang Purwadi mengaku keberadaan TPSS Wonoroto memang menjadi kanal sementara waktu untuk menampung sampah yang di Bantul mencapai angka 90-an ton per hari pasca ditutupnya tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Piyungan.


    “TPSS Wonoroto kami operasikan sampai tiga TPST yang berada di Mondalan (Banguntapan), Dingkikan (Sedayu) dan Bawuran (Pleret) beroperasi. Saat ini dalam tahap pembangunan ditargetkan beroperasi Mei-Juni dan akhir tahun nanti,” jelasnya.


    Bupati Abdul Halim Muslih di tengah pembangunan infrastruktur ketiga TPST. Pemkab tengah meningkatkan kapasitas 16 TPST yang dimiliki desa. Termasuk TPSS Wonoroto.


    “Sembari menunggu TPST Modalan dan Dingkikan rampung pembangunan. Kami menyadari transisi pengelolaan sampah ini menjadi masa-masa sulit bagi Pemkab Bantul. Kami sementara fokus memaksimalkan TPST milik desa seperti Panggungharjo dan Guwosari,” kata Halim.


    Kedepan, dengan beroperasinya dua TPST yaitu Modalan dan Bawuran yang masing-masing berkapasitas 50 ton per hari. Halim optimis persoalan sampah akan berkurang dan terselesaikan dengan penambahan TPST Dingkikan yang ditargetkan Oktober beroperasi. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close