Yogyakarta, Kabar Jogja – Bermula dari keinginan mengembangkan produk kerajinan perak Kotagede, menembus pasar yang lebih luas. Pemilik Wiroto Craft, Wawang Supriyadi menghadirkan produk kerajinan logam yang mampu menembus pasar nasional hingga internasional.
Berada di Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Bantul yang tidak terlalu dari Kotagede, Wawang bercerita dirinya pertama kali mendirikan usahanya pada 2008. Bermodal pengetahuannya dalam pengolahan perak yang merupakan mata pencaharian Suroto, ayahnya.
“Saat itu saya hanya berpikir bagaimana menjadikan produk kerajinan perak bisa menembus pasar yang lebih besar dan luas. Saya kepikiran untuk menggunakan material berbeda seperti tembaga, aluminium dan kuningan,” kata Wawang kepada wartawan pada Jumat (2/5).
Miniatur sepeda menjadi produk pertama yang mendapatkan hati konsumen khususnya kalangan wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Dari sana muncul berbagai ragam produk souvenir yang banyak masuk ke pusat oleh-oleh.
Menggunakan bahan baku yang diperoleh dari berbagai pengepul rongsokan, Wawang menyatakan menyasar dua tipikal pasar. Pertama adalah pasar oleh-oleh dan kedua pasar dari perusahaan yang menjadikan produknya sebagai souvenir perusahaan.
“Pasar saya 75 persen adalah domestik. Beberapa kali dalam setahun saya sempat melayani pembeli dari Malaysia hingga Amerika, Jerman, Belanda dan Spanyol,” terangnya.
Karena besarnya pasar domestik atau lokal, Wawang kemudian menghadirkan produk yang lebih kecil dengan mengandalkan motif kekhasan daerah salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di kantornya, berbagai produk kerajinan Wiroto Craft mulai dari gantungan kunci, hiasan meja hingga topeng wayang di panjang sehingga mudah diketahui pengunjung. Dirinya mengaku hafal betul mana-mana produk yang menurunnya sangat laku di pasaran dan periode waktunya.
“Saya menghadirkan produk mulai dari harga Rp75 ribu sampai Rp400 ribu. Rata-rata setiap bulan omzet yang saya dapatkan Rp400-500 juta per bulan,” jelas Wawang.
Dirinya berharap nama Wiroto yang merupakan kependekan dari namanya Wawang, nama kakak perempuannya Ika, nama ibunya Dwi dan Suroto ayahnya menjadi kerajaan yang membawa kebahagiaan.
Sebagai salah satu binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sejak 2013, Wawang mengaku dirinya sepenuhnya belajar kembali tentang manajemen keuangan dan produksi. Penerapan ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin menjadikan perusahaannya tubuh besar.
Bahkan berkat bantuan dari YDBA, Wiroto Craft berhasil menjalin kerjasama dengan Balai Logam Yogyakarta untuk menghasilkan cetakan yang lebih halus dan bisa memenuhi pesanan khusus.
Di usianya ke-44, YDBA fokus pada upaya pengembangan UMKM Indonesia agar naik kelas, mandiri dan bisa menjadi pohon yang rindang, tempat berteduh bagi banyak orang.
Ketua Pembina YDBA Gita Tiffani Boer menyatakan Desember 2023, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 13.082 UMKM di bidang manufaktur, bengkel, kerajinan, kuliner serta pertanian.
“16 YDBA yang tersebar di banyak daerah, secara tidak langsung juga telah menciptakan 74.146 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya,” jelasnya.
Melalui kolaborasi yang telah terjalin, terdapat nilai transaksi pemasaran sebagai dampak dari program tersebut, yaitu sebesar Rp74,63 miliar pada 2023, meningkat 195 persen dari tahun sebelumnya dengan melibatkan sebanyak 180 UMKM. (Tio)