Bantul, Kabar Jogja – Meski mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun kasus pencabulan yang ditangani oleh Polres Bantul mayoritas memakan korban anak di bawah umur.
Polres Bantul mencatat, selama sampai November ini tercatat ada 21 kasus kekerasan seksual. Jumlah ini menurun dibandingkan 2021, dimana total jumlah 23 laporan pencabulan yang ditangani.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bantul Aipda Mustafa Kamal mengatakan, dari 21 kasus kejahatan seksual paling banyak menimpa anak-anak.
“Rinciannya, kasus persetubuhan terhadap anak tercatat ada 7 kasus, kemudian perbuatan cabul terhadap anak juga mencapai 7 kasus,” jelasnya Senin (28/11).
Sementara kasus pencabulan dengan korban dewasa, Mustafa membeberkan ada 3 korban kejahatan seksual berupa merusak kesopanan dimuka umum. Lalu untuk kasus perbuatan cabul terhadap orang dewasa ada sebanyak 3 kasus. Serta 1 kasus untuk tindak pidana kekerasan seksual (TPKS).
Sedangkan data 2021 jumlah tindak kejahatan persetubuhan terhadap anak mencapai 13 kasus. Kemudian perbuatan cabul terhadap anak tercatat ada 7 kasus.
“Sementara untuk kejahatan merusak kesopanan dimuka umum dengan korban orang dewasa mencapai 2 kasus, serta perbuatan cabul terhadap orang dewasa ada 1 kasus,” ungkapnya.
Terkait dengan upaya pencegahan, ia menyatakan bahwa Unit PPA Polres Bantul telah rutin melaksanakan sosialisasi pencegahan kejahatan seksual hingga ke desa-desa dan kapanewon. Dalam upaya itu pihaknya bekerjasama dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak serta Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) PPA.
"Kami jajaran Polres Bantul juga menangani kasus kejahatan seksual sesuai aturan hukum yang ada," imbuh Mustafa. (Tio)
