Bantul, Kabar Jogja – Atlet peraih mendali emas cabar gulat pada Porda DIY ke XVI diduga mengalami pelecehan oleh pelatihnya sendiri. Terjadi menjelang pelaksanaan Porda, kasus ini mengakibatkan A (18) mengalami depresi.
Didampingi oleh rekan-rekan sesame atlet gulat Bantul, Kamis (27/10) A bersama orang tuanya melakukan pelaporan ke Polres Bantul.
Salah satu rekan dekat A yang juga sesame atlet, Retno Setiawati menceritakan pasca kasus ini A lebih banyak diam dan tertutup.
“Hanya kepada saya dia mengaku sempat depresi dan beberapa kali mengalami halusinasi karena terbayang terus peristiwa pelecehan yang dilakukan sang pelatih,” katanya.
Sempat tidak berani melapor kepada siapapun atas kejadian yang menimpanya, bahkan ke orang tuanya. Atas dukungan temen-teman sesama atlet dan pendamping hukum, A bersedia didampingi menempuh jalur hukum.
Atlet gulat senior Bantul, Angga Setiaji sempat menyebut sebelum Porda A ini memilih berlatih di Bandung atau tempat neneknya.
“A dan pelatihnya sudah lama mengenal. Kurang lebih tiga tahunanlah, sejak A mengenal dunia gulat,” jelasnya.
Namun atas permintaan dan dukungan dari teman-temannya, A ini bersedia pulang dan membela Bantul di Porda. Saat menjemput A, turun pula rekan-rekan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami sebagai konselornya.
Pendamping korban, Yudha Prathesissianta Wibowo, sebenarnya kasus ini sudah diketahui oleh Pengda Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Bantul namun minta ditutup dulu karena Porda dan baru diselesaikan secara kekeluargaan.
“Namun tidak ada tindak lanjut sampai sekarang. Bahkan KONI Bantul sudah dilaporkan, namun dinyatakan ini oleh ketua pengcab bahwa ini urusan pribadi,” katanya.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bantul, Aipda Mustafa Kamal mengatakan dari hasil konsultasi awal pihaknya menyimpulkan bahwa kasus tersebut layak untuk dilaporkan. (Tio)