-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Tongkat Pintar Ramah Disabilitas UMY Siap Diproduksi Massal

    07/07/25, 19:04 WIB Last Updated 2025-07-07T12:04:30Z


    Bantul, Kabar Jogja - Belum hadirnya teknologi tongkat yang ramah bagi penyandang disabilitas tunanetra menjadi tantangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Nurhuda Wijaya.


    Inovasinya pada tongkat yang mampu mendeteksi rintangan di bagian atas tubuh atau objek-objek yang sulit dijangkau disambut baik oleh penyandang disabilitas dan siap diproduksi massal.


    “Tongkat tongkat bantu jalan pintar ini terinspirasi dari tetangga penyandang tunanetra. Selama ini beliau hanya menggunakan tongkat biasa dan meraba-raba rintangan secara manual. Tongkat buatan saya ini dilengkapi berbagai sensor dan fitur keselamatan modern,” jelasnya Senin (7/7).


    Dirancang lebih aman dan adaptif bagi penyandang disabilitas. Tongkat pintar rancangan Nurhuda dilengkapi berbagai fitur canggih seperti sensor api, sensor lubang, dan sensor jarak berbasis teknologi ultrasonik.


    Tongkat ini juga dilengkapi roda di bagian depan untuk kemudahan penggunaan serta lampu malam guna meningkatkan visibilitas dalam kondisi gelap.


    Fitur utama dari tongkat pintar ini adalah sistem GPS dan tombol darurat. Jika pengguna tersesat atau berada dalam situasi darurat, cukup menekan tombol yang secara otomatis mengirimkan lokasi terkini ke nomor kontak keluarga yang telah ditentukan sebelumnya.


     “Setiap jenis rintangan akan menghasilkan suara peringatan yang berbeda. Jadi pengguna dapat membedakan apakah di depannya ada lubang, api, atau penghalang lainnya,” jelas Nurhuda.


    Tongkat ini menggunakan baterai isi ulang serupa powerbank, sehingga dapat digunakan dalam kondisi siang maupun malam. Saat ini, produk tersebut belum tersedia di pasaran.


    Setelah mendapatkan hak paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) pada tahun 2024, Nurhuda menyatakan pihaknya siap menjalin kemitraan dengan industri untuk memproduksinya secara massal.


    Dalam proses ujicoba yang melibatkan tim dosen dan mahasiswa lintas disiplin, serta menggandeng beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB). Penyandang tunanetra hasilnya sangat positif dan merasa terbantu.


    “Bahkan pihak SLB secara langsung meminta alat tersebut untuk digunakan dalam kegiatan belajar dan aktivitas sehari-hari,” tutupnya. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close