Yogyakarta, Kabar Jogja - Melalui peluncuran empat bukunya pada Sabtu (5/7) malam, Mahyudin Al Mudra, tokoh Melayu dan pengiat penerbitan buku di Yogyakarta ingin berbagi tentang berbagai renungan sosial dan psikologisnya.
Berlangsung di di Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu Gambiran Umbulharjo Yogyakarta, empat bukunya disajikan melalui bahasa yang ringan dan komunikatif.
Empat buku yang diluncurkan malam itu berjudul ‘Pak RT Nggih Sanjang Ngoten’ yang berisi 41 renungan sosial dan psikologis. Kemudian tiga buku lainnya hasil kolaborasi dengan Pusat Komunitas Seni Budaya Profetik (Kosbatik) yakni ‘Kuatrin-Kuatrin Ramadhan’ kumpulan puisi karya para peserta Residensi Sastra Kosbatik di Kalimantan Tengah dan DIY.
Lalu ada ‘99 Puisi Puasa’ karya Jabrohim, yang memotret pengalaman spiritual dan sosial selama Ramadhan dalam 99 sajak reflektif, serta ‘Dewi Arimbi’ sebuah novel yang merupakan sebuah refleksi yang penuh hikmat sebagai insan yang lemah tapi ingin berfaedah dalam kehidupan.
“Buku-buku ini merupakan kumpulan puluhan renungan yang disampaikannya di channel youtube Mahyudin Al Mudra. Lewat buku-buku ini saya ini seperti manusia yang digambarkan dalam hadits ‘Khoirunnas anfauhum linnas’, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia,” katanya, Minggu (6/7) siang.
Mahyudin Al Mudra yang juga Pembina Yayasan Suluh Melayu Nusantara mengatakan di usianya yang menginjak 67 tahun ini Ia mencoba memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
“Selain kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mengirimkan testimoni yang saya masukkan dalam buku ini," ungkap Mahyudin.
Keempat buku tersebut diluncurkan oleh Mahyudin Al Mudra dan Prof Dr Nur Sahid atas nama Kosbatik. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh dari dunia sastra, budaya, pendidikan,
Selain peluncuran buku di tempat yang sama digelar Kajian dan Apresiasi Samawa # 22 dengan tajuk "Titian Profetik: Sastra, Budaya, dan Persaudaraan Nusantara".
Dimana diisi pembacaan puisi oleh Dosen FIB UGM Novi K Indriastuti dan Dr Nur Iswantara dari ISI Yogyakarta, musikalisasi puisi oleh Nachrowi Ar, dan testimoni para tokoh tentang simfoni profetik: sastra, budaya, dan persaudaraan Nusantara. (Set)
