Sleman, Kabar Jogja - Berjalan dua tahun, program magang bagi pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Yogyakarta dinilai memberi kemampuan yang dibutuhkan untuk masuk ke dunia kerja. Masterbangun.id, memberi kesempatan bagi pelajar SMK di Yogyakarta untuk magang.
Manager Operasional Masterbangun.id, Budi Setiawan pada Senin (9/6) program magang di perusahaannya pertama kali dibuka pada 2023. Kala itu dirinya mendapatkan permintaan dari salah satu gurunya untuk membimbing adik-adik di sekolahnya dulu untuk mendapatkan pengalaman kerja.
“Pertama kali kita menerima 12 pelajar dari kejuruan teknik bangunan. Kita libatkan mereka dalam proses bagaimana menghadapi konsumen pertama kali, survey lokasi, pembuatan rancang bangun, terlibat dalam proses membangun dan melihat hasil akhir ,” kata Budi.
Dalam prakteknya, Budi secara pribadi melihat ilmu atau kemampuan pelajar di awal magang yang didapatkan di sekolah ternyata tidak koheren dengan pekerjaan lapangan.
Menurut Budi, kesempatan magang yang diberikan kepada pelajar SMK ini dipercaya menjadi area pembelajaran terbaik datang dari praktik langsung. Nilai lebih dari program terletak pada pengalaman riil di proyek-proyek konstruksi, pemahaman alur kerja secara menyeluruh, serta keterlibatan dalam proses perencanaan hingga eksekusi.
Mereka juga dilatih untuk berpikir solutif, berkomunikasi dengan baik dalam tim lintas disiplin, dan menghadapi tantangan dengan pendekatan profesional. Nilai-nilai ini sulit diperoleh hanya di bangku pendidikan formal.
“Kami menerapkan sistem evaluasi berkelanjutan untuk menilai potensi mereka. Bagi peserta yang menunjukkan dedikasi, keahlian, dan sikap kerja yang baik, peluang untuk direkrut setelah masa magang sangat terbuka. Bahkan, tidak sedikit dari staf kami saat ini yang awalnya adalah peserta magang,” terang Budi.
Di tahun keduanya, program magang disebut Budi menerima sebanyak 13 pelajar, lebih banyak dibandingkan tahun pertama. Dalam proses seleksinya, berdasarkan pengalaman sebelumnya di mana ada beberapa pelajar yang tidak berniat magang dan hanya ingin mengisi waktu kosongnya. Maka seleksi tes dasar untuk mengetahui seberapa besar niat untuk magang dilakukan.
Budi menggambarkan dari pengalaman sebelumnya, sebanyak delapan peserta angkatan pertama memiliki peningkatan skill teknis, mulai dari pemahaman gambar kerja, manajemen proyek, hingga pemanfaatan teknologi konstruksi terkini.
Demikian juga dengan etos kerja dan kedisiplinan, yang ditekankan sejak hari pertama.
“Kami juga mengarahkan mereka yang telah lepas magang untuk membentuk kelompok pekerja freelance guna memperoleh proyek lainnya. Mereka masih melakukannya sambil kuliah sekarang ini,” ucapnya.
Kedepan Budi memastikan perusahaannya akan tetap membuka kesempatan magang bagi banyak jurusan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah salah satunya seperti jurusan desain komunikasi visual.
“Kami percaya magang bukan akhir dari proses belajar, tapi awal dari perjalanan profesional. Maka dari itu, kami merancang program ini sebaik mungkin agar menjadi bekal nyata untuk masa depan mereka,” tutup Budi. (Tio)