-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Bersama PNM Mekaar, Supartini Merajut Mimpi Yang Sempat Runtuh

    16/05/25, 22:23 WIB Last Updated 2025-05-16T15:23:54Z

    (

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Mencoba kembali berusaha menghidupkan usaha melalui keterampilan merajut yang sudah lama dimiliki, Supartini berhasil dikembangkan dan mampu memberdayakan rekan-rekannya penyandang disabilitas.

    Melalui program pembiayaan Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM)., Supartini yang beralamatkan di Kota Yogyakarta mampu merajut mimpinya yang sempat runtuh karena keterbatasan.

     “Saya memulai kembali menekuni rajutan, awalnya hanya hanya membantu teman-teman membuat produk rajut dengan bahan yang dipinjamkan. Namun keterbatasan modal menjadi hambatan besar untuk berkembang,” katanya dalam rilis, Jumat (16/5).

    Namun pada awal 2021, sebuah momen kecil mengubah segalanya. Supartini bercerita dari seorang penjual gas yang mengantar ke rumah melihat beliau sedang merajut. Ia kemudian diperkenalkan kepada PNM Mekkar. Dari sinilah titik balik dimulai.

    Dengan pinjaman modal awal dari PNM Mekaar, Supartini kemudian membeli benang sendiri dan mulai memproduksi tas, dompet serta boneka rajut yang dipasarkan secara mandiri.

    “Bahkan, ketika permintaan meningkat, saya tidak bekerja sendiri. Saya menggandeng perempuan-perempuan difabel lainnya dalam komunitas Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) di Bantul untuk ikut memproduksi,” tuturnya.

    Dimulai dari pelatihan merajut, Supartini kemudian menciptakan ekosistem kerja produktif dan kolaboratif yang mengangkat martabat banyak perempuan dengan keterbatasan fisik.

    Kini, produknya menembus pasar internasional, termasuk pesanan 100 tas dari The Sack. Meski belum bermitra dengan pusat oleh-oleh, Ia aktif mengikuti pameran untuk memasarkan produknya.

    Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyampaikan kisah Supartini mengingatkan semua orang bahwa keterbatasan fisik bukanlah batasan untuk berkarya.

    “Di PNM, kami percaya bahwa setiap perempuan Indonesia termasuk yang menyandang disabilitas memiliki potensi luar biasa untuk bangkit dan berkembang. Karena itu, kami memberikan layanan yang setara tanpa membeda-bedakan,” jelasnya.

    Arief menegaskan semua nasabah berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh, peduli, dan menginspirasi lingkungan sekitarnya. Karena inilah semangat PNM Mekaar untuk dalam berupaya terus memberdayakan, bukan sekadar hanya memberikan pinjaman usaha.

    Arief mengapresiasi apa yang yang sudah dilakukan Supartini di balik kesibukannya sebagai pelaku UMKM. Dimana Supartini harus juga menjalani peran sebagai ibu dan nenek. Ia tinggal bersama anak bungsu dan cucunya, serta menjadi mitra ojek online dalam program Difabel untuk mendukung UMKM lokal.

    Lebih dari sekadar usaha, apa yang dilakukan Supartini merupakan bentuk nyata pemberdayaan masyarakat. Semangatnya menghidupkan harapan bagi banyak ibu rumah tangga dan perempuan difabel untuk tetap produktif dan berdaya. Tidak jarang ia juga diundang menjadi pelatih merajut di berbagai sekolah dan instansi pemerintahan.

    PNM melalui program Mekaar telah berperan penting dalam mendukung perjalanan Supartini. Modal yang diberikan bukan hanya pinjaman, melainkan bahan bakar semangat untuk memberdayakan kembali mimpi-mimpi yang sempat runtuh.

    “Kisah Ibu Supartini mengajarkan kita keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya. Dengan ketekunan, keberanian, dan dukungan yang tepat, siapa pun bisa bangkit dan menjadi inspirasi bagi sekitarnya,” tutup Arief. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close