Yogyakarta, Kabar Jogja - Pemkot Yogyakarta hari ini, Rabu (26/2) meluncurkan program 'Gerakan Bersih Sekolah' yang bakal menyasar 531 unit sekolah semua tingkatan. Peluncuran program ini diawali dengan kegiatan kerja bakti massal di SMPN 5 Kota Yogyakarta.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan menjelaskan program 'Gerakan Bersih Sekolah' sebagai upaya mendukung pengelolaan sampah serta menjadikan pelajar sebagai agen perubahan untuk menggerakkan masyarakat mengelola sampah secara mandiri.
“Ini langkah konkret Pemkot Yogyakarta serius menangani sampah. Kita akan menggerakan sekolah-sekolah mulai tingkat PAUD, TK, SD dan SMP. Kita juga bekerja sama dengan Pemda (DIY) SMA/SMK ikut dalam gerakan sekolah bersih,” jelas Wawan.
Gerakan Sekolah bersih itu dilaksanakan di sekolah sampai di lingkungan 200 meter di sekitar sekolah. Akan ada 230 TK, 165 SD, 66 SMP/MTS dan sekitar 70 SMA/SMK/MA yang dibidik untuk ikut terlibat.
SMPN 5 Kota Yogyakarta dipilih sebagai lokasi peluncuran Gerakan Sekolah bersih karena menjadi percontohan pengelolaan sampah secara mandiri menggunakan mesin incinerator.
Sekolah ini juga menghadirkan program Zero Trash Community (Zetra) Pawitikra yang bertujuan melakukan pengelolaan sampah.
"Kami mendorong semua sekolah di Kota Yogyakarta menumbuhkan peduli lingkungan terhadap pengelolaan sampah," jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori menegaskan gerakan sekolah bersih berdasarkan arahan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo.
“Kegiatan bersih sekolah ini serentak seluruh sekolah. Gerakan kebersihan ini bagaimana sekolah bisa mengelola sampah dengan baik dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat sekitar," paparnya.
Kedepan, nanti setiap dua pekan sekali seluruh warga sekolah menggelar kerja bakti bersih-bersih sekolah dan lingkungan sekitar.
Kepala SMPN 5 Yogyakarta, Siti Arina Budiastuti, pihaknya selama ini sudah mengelola sampah secara mandiri berupa pemilahan sampah dan penggunaan mesin incinerator dengan teknologi carbonizer yang tidak menimbulkan emisi seperti dioxin, furan maupun sulfur dioksida ke lingkungan.
“Kami sudah masuk tahun kedua untuk pengelolaan sampah. Kami memiliki garda Zetra Pawitikra. Seluruh siswa di sini setiap hari sudah memilah sampah dan setor sampah tiap hari Jumat oleh tim sekolah ada guru, karyawan termasuk kepala sekolah,” terang Rina.
Pengelolaan sampah di SMPN 5 Yogyakarta dipilah dengan rincian sampah organik dikelola sekolah, sampah anorganik disetor ke bank sampah.
Sedangkan sampah residu diolah menggunakan mesin incinerator dengan kapasitas sekitar 70 Kg dan hasilnya menyusut menjadi sekitar 10 persen berupa briket arang untuk bahan bakar. Hasil briket arang tersebut juga sudah ada pihak yang memanfaatkan. (Set)