Yogyakarta, Kabar Jogja - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Wahyu Suparyono mengajak petani dan mitra pengadaan mewujudkan gotong royong memperkuat stok cadangan beras. Hingga akhir Desember, stok cadangan beras nasional di Bulog sebanyak 2 juta ton.
Hari ini, Rabu (4/12/2024), Wahyu melakukan kunjungan kerja ke Kota Yogyakarta untuk memantau langsung penyaluran bantuan pangan kepada 1.084 penerima di Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen.
“Kehadiran saya melihat langsung penyaluran bantuan pangan dalam bentuk beras, masing-masing 10 Kg untuk penerima. Ini program pemerintah yang sudah berjalan lama, hari ini kita membagikan bantuan pangan untuk alokasi Desember,” jelasnya.
Sebagai operator pembagian bantuan pangan, Bulog mencatat di Kelurahan Pringgokusuman tercatat ada 1.084 penerima bantuan. Sedangkan untuk seluruh Kota Yogyakarta tercatat 27 ribu penerima bantuan pangan.
Wahyu menyatakan terkait dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), stok cadangan pangan dalam kondisi aman di angka 2 juta per 31 Desember. Stok ini dinilai cukup untuk kembali menyalurkan bantuan pangan di Januari dan Februari yang dicatatkan sebagai 640 ribu ton.
“Jadi akan ada cadangan sebesar 1,4 juta ton dan kita akan penuhi lagi cadangan pada panen di masa tanam pertama di Maret,” ujarnya.
Mengingat panen beras secara nasional mencapai 35 juta dan kebutuhan konsumsi hingga 31 juta ton, diperkirakan nantinya Bulog akan mampu menyerap sebanyak 5-10 persen dari total produksi beras.
Sebagai upaya memaksimalkan serapan Bulog pada beras panenan nasional, Wahyu meminta seluruh jajaran di daerah untuk terus berkomunikasi dengan petani dan mitra pengadaan.
Menurutnya kejujuran dan keterbukaan dalam berkomunikasi akan menumbuhkan semangat bergotong royong dalam pengadaan stok beras.
“Kita ingin memperluas kesadaran bahwa penguatan stok pangan itu sangatlah penting. Suatu negara stoknya kuat, pasti aman,” ujarnya.
Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian Kota Yogyakarta, Imam Nurwahid memperkirakan pada tahun depan kemungkinan jumlah penerima bantuan pangan di wilayahnya akan mengalami penurunan.
Dirinya memperkirakan penurunan akan menembus angka 16 ribuan dari total data per akhir 2024 sebanyak 22 ribu penerima.
“Base datanya kemiskinan ekstrim yang saat ini menjadi penerima bantuan pangan, kemungkinan pada tahun depan akan dikeluarkan karena kondisi ekonominya sudah membaik,” tutupnya. (Tio)