Bantul, Kabar Jogja - Ketua DPD Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta menilai permintaan maaf dari pemerintah kepada Presiden Soekarno sudah tidak diperlukan. Masih banyak urusan bangsa yang sifatnya lebih penting dibandingkan meminta maaf.
“Yang juga perlu dipahami, desakan kepada pemerintah meminta maaf kepada Presiden RI Soekarno dan keluarganya, mendapatkan penolakan dari berbagai elemen masyarakat,” kata Gandung, Jumat (11/11/2022).
Bagi Gandung, sudah saatnya para sejarawan tidak diam membisu melihat dinamika bangsa akhir-akhir ini. Dia meminta para sejarawan bicara secara terbuka soal sejarah pengkhianatan PKI terhadap NKRI.
“Jangan sampai muncul upaya memutarbalikan fakta. Setiap anak bangsa wajib memahami sejarah secara paripurna sehingga sejarah adalah sejarah yang tidak bisa diputarbalikan,” tegas Gandung.
Sebagai Panglima Gerakan Pasukan Anti Komunis (Gepako), Gandung tegas menolak penghapusan Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi PKI.
Tap MPRS tersebut juga melarang setiap kegiatan menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme. Pernyataan ini mewakili Golkar DIY menolak penghapusan dan menolak meminta maaf.
Lebih jauh, Gandung yang duduk di Komisi VII DPR RI itu mengaku tidak habis pikir dengan perkembangan dewasa ini. Ancaman bangkitnya PKI bukan isapan jempol. Gejala atau tanda-tanda itu semakin nyata muncul di permukaan.
“Saya kembali mengajak semua anak bangsa tidak bersikap diam. Jika sikap diam itu terus dipelihara, ancaman mengubah Pancasila sangat terbuka terjadi. Ini masalah ideologi. Tidak ada tawar menawar dengan ideologi. Pancasila dalam posisi terancam, kita jangan hanya diam,” serunya.
Gandung juga mengajak TNI/Polri bersikap tegas menghadapi ancaman bangkitnya komunisme. TNI/Polri merupakan pilar utama bangsa dalam mengawal dan menjaga Pancasila.
Dalam kesempatan itu, Gandung menegaskan, masyarakat perlu dan terus mengingat jasa besar Presiden kedua RI Soeharto. Berkat Pak Harto, bangsa Indonesia selamat dari ancaman komunisme. Sikap Panglima Kostrad pertama dalam melawan dan menumpas PKI patut diapresiasi.
“Gepako siap berada di garda terdepan. Kami ajak anak-anak muda bergabung. Konsolidasi khusus itu sebagai upaya kami merapatkan barisan,” tegas pria asal Imogiri, Bantul ini. (Tio)