Yogyakarta, Kabar Jogja - Kota Yogyakarta memang tidak memiliki lahan pertanian yang luas. Namun siapa mengira, kota pendidikan ini memiliki kebun pisang dengan koleksi terlengkap se-Asia Tenggara. Kebun Plasma Nutfah Pisang (KPNP) Kota Yogyakarta menjadi satu-satunya kebun pisang di Indonesia yang menarik untuk dikunjungi sebagai wisata hobi dan edukatif.
Kebun yang terletak disebelah barat terminal bus Giwangan ini memiliki luas lahan efektif 1,5 hektar. Koleksi jenis pisang yang dimiliki sebanyak 292 kultivar (kultur varietas) pisang. Wajar jika KPNP ini banyak dicari oleh kalangan dewasa maupun milenial yang penasaran dengan hobi pertanian di era modern ini.
Sampai saat ini sebanyak 292 jenis pisang telah dilestarikan oleh pak Bambang, salah satunya jenis pisang Kidang dari Kabupaten Gunung Kidul, Pisang Pisangan Daun Coklat dari Istana Mangkunegara Surakarta dan Raja Bagus dari Kraton Yogyakarta.
Tak hanya itu, jenis pisang langka juga ada di tempat ini meliputi Sanggabuana dari Istana Mangkunegara Surakarta, Raja Seribu Istana Mangkunegaran, serta Becici dari Tembarak Temanggung.
Pelestarian KPNP ini dikelola oleh Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta dan didukung oleh berbagai instansi pemerintah dan swasta, pendidikan, praktisi pertanian, peneliti dan masyarakat kota bahkan hingga ke luar Kota Yogyakarta. Dibalik suksesnya KPNP ini tidak lepas dari sosok Pegawai Negri Sipil DPP Kota Yogyakarta, Bambang Dwi Hatmoko Purnomohadi. Ia secara gigih dan teliti dalam kesehariannya ditugaskan sebagai pengelola KPNP.
Sifatnya yang ramah, disiplin dan bertanggungjawab ini mampu memberikan efek nyaman para pegawai yang membantu melestarikan KPNP. “ Pengalaman dalam menjalankan tugas di KPNP merawat dan memelihara tanaman kunci utamanya harus didasari rasa senang. Pokoknya di jalani dengan niat yang ikhlas sehingga dalam pemeliharaan tanaman dari mulai persiapan lahan ,memilih benih atau bibit , menaman , dan seterusnya dapat dilaksanakan dengg baik,” kata Pak Bambang, sapaan akrabnya.
Bambang sudah sejak tahun 1988 mengawali karirnya menjadi CPNS. Selama bertugas banyak sekali pengalaman yang dilewati hingga akhirnya di tahun 2000 Pak Bambang dipercaya mengelola tanaman pangan, hortikultura, serta bertanggungjawab atas laboratorium kultur jaringan.
Banyak prestasi yang ia peroleh semasa hidupnya. Pria yang lahir di Klaten 18 Juni 1964 juga memiliki ketugasan sebagai mantri tani yakni sejak tahun 1996-1998 di Kemantren Jetis, lalu pada tahun 1998-1999 di Kemantren Tegalrejo.
Tak hanya itu, Bambang juga bertugas menjadi mantri tani pada tahun 2018-2020 di Kecamatan Gedongtengen, dan mendapatkan penghargaan dalam pelatihan kultur jaringan yang diperoleh LIPI Bogor pada tahun 2007 serta Universitas Pembangunan Nasional tahun 2009.
“ Saya pernah menjadi pegawai pilihan tingkat Pemkot di tahun 2008. Dan menjadi juara terbaik satu Kehati Award kategori pendorong lestari tingkat Kota Yogyakarta. Tentunya juga karena mendapat dukungan ,kerja sama dengan semua pihak , baik itu pegawai yang ada di KPNP dan pejabat pemangku kebijkan,” kata Pak Bambang saat ditemui di DPP Kota Yogyakarta.
Dengan prestasi yang dimilikinya tentu tidak semulus yang dibayangkan. Bambang menjadi panutan dan contoh bagi semua warga Kota Yogyakarta termasuk ASN Kota Yogyakarta yang masih merintis mimpinya dalam mencapai kesuksesan di masa depan.
“ Harapannya KPNP menjadikan kebun sebagai tempat wisata edukasi, bisa terwujud sebagai Banana Center yang di dalamnya ada pembibitan pisang dengan kultur jaringan, olahan hasil pertanian,laboraturium dengan uji mutu yang saling terkait , sehingga nantinya menjadi seed center kususnya bibit pisng. Tentu semua yang diinginkan harus di dukung sarana prasarana yang memadai,” ungkap Bambang.(rls)