-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    UMY Mulai Perkuliahan Tatap Muka, Ini Tahapan yang Dilakukan

    15/09/20, 14:05 WIB Last Updated 2020-09-15T07:06:26Z


    Bantul, Kabar Jogja - Berdasarkan keputusan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bahwa ada larangan melaksanakan kegiatan pembelajaran/kegiatan tatap muka bagi setiap Amal Usaha Muhammadiyah yang belum siap dengan segala sesuatu terkait fasilitas penunjang kuliah di luar jaringan atau Luring. 

    Namun Universitas Muhammadiyah Yogyakarta secara tegas menyatakan siap untuk mengadakan perkuliahan tatap muka, karena diyakini telah memiliki sarana dan prasarana yang sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

    UMY sebenarnya memberikan dua pilihan kepada mahasiswa untuk melaksanakan kuliah online atau kuliah offline. Tidak ada kewajiban untuk mereka harus memilih salah satu, karena pada dasarnya pemberian kuliah offline muncul dari survey mahasiswa yang sebanyak 65 persen menginginkan perkuliahan tatap muka, jadi UMY hanya mencoba untuk memberikan fasilitas kepada mereka yang menginginkan hal tersebut.

    Mengenai mekanismenya, di bulan September mahasiswa semester 7 akan lebih dulu melakukan kuliah offline atau online, kemudian di bulan Oktober mahasiswa semester 5, dan pada bulan November mahasiswa semester 3, dan bulan berikutnya mahasiswa semester 1.

    “Namun tentu saja, bagi mereka yang memilih kuliah offline diwajibkan mendapatkan surat izin dari orang tua yang dapat diunduh di KRS online, melakukan isolasi mandiri selama 14 hari sebelum mengikuti perkuliahan, dan pilihan melampirkan surat keterangan telah melakukan tes Rapid, Swab Test, maupun PCR. Hal ini sesuai dengan surat edaran dan surat keputusan rektor yang dapat diunduh di laman https://covid-19.umy.ac.id/,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Ir. Sukamta M.T. IPM ditemui di ruangannya pada Selasa (15/9).

    Tak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan kuliah offline menimbulkan beberapa pro dan kontra, hal ini sudah disadari betul oleh UMY. Untuk menjawab keraguan itu, UMY membentuk Incident Command System (ICS) sebagai suatu sistem cepat tanggap dalam menghadapi situasi bahkan yang terburuk sekalipun. 

    Bahkan ICS ini sudah terbentuk untuk mengawasi Wisuda Periode IV dan Periode I beberapa hari lalu yang dilaksanakan secara offline. Ini menunjukkan bahwa seberapa siapnya kampus yang memiliki tagline Muda Mendunia dan Kredo Unggul dan Islami ini.

    “Di ICS sendiri ada yang namanya Incident Commander, kami menunjuk empat orang untuk bergantian stand by di kantor ICS yang terletak di lantai dasar Gedung AR. Fachruddin A. Mereka ditunjuk sebagai pemegang kendali ketika terjadi insiden, untuk dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. ICS tidak hanya disusun dalam tingkat Universitas, ada juga di tingkat Fakultas mengingat kampus UMY yang cukup luas. Jadi ketika ada sesuatu terjadi kepada mahasiswa, karyawan, maupun dosen akan mudah untuk melakukan penanganan,” imbuh Sukamta yang juga sebagai kepala Satgas Covid-19 UMY.

    Sebagai kampus pertama yang memulai perkuliahan offline, UMY mengklaim sudah memiliki sarana dan prasarana sesuai standar Covid-19, seperti yang diungkapkan Sukamta. UMY sejak awal pandemi memang sudah menerapkan pengukuran suhu tubuh kepada pengunjung di gerbang pintu masuk, adanya tempat cuci tangan di setiap gedung, pemberian tanda distancing di setiap ruang tunggu atau kursi. 

    Sementara untuk pelaksanaan kuliah offline, akan ditambah pengecekan suhu di setiap gedung, hand sanitizer di lorong-lorong, serta melakukan penyemprotan disinfektan sebanyak tujuh kali dalam sehari di setiap ruang kelas yang telah digunakan. Kemudian yang terbaru ada pemasangan barcode reader, yang dipasang di gerbang pintu masuk untuk mendeteksi jumlah dan siapa saja yang masuk ke lingkungan kampus.

    “Jadi setiap orang yang masuk baik itu sivitas akademika diantaranya mahasiswa, karyawan dan dosen atau pengunjung dari luar, akan terdeteksi nama dan nomor hp melalui barcode yang mereka scan. Fungsinya untuk mengendalikan siapa yang berada di dalam kampus dan berapa jumlahnya. Misalkan terjadi sesuatu, kita sudah memiliki datanya siapa orang tersebut dan dari mana dia berasal, maka semua pengunjung akan terdeteksi. Begitu juga ketika keluar kampus harus melakukan scan barcode. Akan dipasang layar monitor untuk melihat jumlah pengunjung yang ada di UMY, yang mana kami masih merundingkan tentang berapa jumlah maksimal orang yang berada di dalam kampus, sementara dibatasi 6.000 orang. Kalau dalam sehari sudah memenuhi jumlah tersebut, maka gerbang masuk akan ditutup,” pungkas Sukamta.(rls)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close