-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Festival Inovasi Wolbachia, Sains untuk Kemanusiaan

    14/08/20, 13:39 WIB Last Updated 2020-08-14T06:40:30Z

     
    Yogyakarta, Kabar Jogja -  WMP Yogyakarta menyelenggarakan ‘Festival Inovasi Wolbachia: Sains untuk Kemanusiaan’ pada Agustus-September ini. Rangkaian Webinar mulai 12, 19, 26 Agustus, dan 2 September ini mengangkat perjalanan penelitian metode Wolbachia sebagai pelengkap dari pengendalian DBD di Yogyakarta.

    Peneliti Utama WMP Yogyakarta Prof.Adi Utarini mengatakan dalam pembukaan webinar seri pertama, bahwa tema “Sains untuk Kemanusiaan” diangkat dengan 3 (tiga) motivasi utama. Pertama, setiap penemuan selalu diawali dengan sains yang kuat dan dapat diterima oleh masyarakat ilmiah. Kedua, proses pembuktian penelitian yang transparan dan menggunakan standar yang terbaik, baik dari sisi metode penelitian, ukuran-ukuran yang digunakan, quality control, maupun partisipasi dan advokasi selama penelitian.

    “Ketiga, semangat inovasi tentu tidak berhenti pada hasil penelitian, akan tetapi sampai padatitik akhir bagaimana manfaat atau impact itu dapat dirasakan masyarakat, terutama mereka yang sangat membutuhkan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (14/8).

    Dalam webinar seri pertama bertajuk “Teknologi Wolbachia dan Penelitian WMP Yogyakarta” pada (12/8) kemarin, hadir narasumber pertama yaitu Warsito Tantowijoyo, Ph.D, Entomology Team Leader WMP Yogyakarta.

    Warsito memaparkan tentang teknologi Wolbachia. Menurutnya, Wolbachia merupakan bakteri yang bisa ditemukan di 40-50% serangga di sekitar kita. Sedangkan, Wolbachia yang digunakan dalam penelitian WMP Yogyakarta, diekstrak dari Drosophila melanogaster (lalat buah). Kemudian dilakukan mikroinjeksi Wolbachiapada telur nyamuk Aedes aegypti. Setelah ribuan percobaan, akhirnya Wolbachia berhasil hidup dalam Aedes aegypti sebagai inangnya.

    Pada masa awal penelitian, WMP Yogyakarta berharap Wolbachia bisa mengurangi masa hidup nyamuk Aedes aegypti untuk mengurangi transmisi dengue. Namun, temuan yang lebih menarik adalah Wolbachia bisa menghambat perkembangan virus dengue yang terdapat pada nyamuk Aedes aegypti tersebut.

    Warsito menambahkan, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyebarkan nyamuk Aedes aegypti jantan dan betina ber-Wolbachia. Dari pelepasan terbatas di wilayah penelitian, nyamuk disebar hingga populasinya establisheddi 60%. Setelah satu kali intervensi, nyamuk ber-Wolbachiaakan secara alami berkembang biak dan berkelanjutan di alam, sertamencegah penyebaran virus dengue.

    Narasumber lainnya yaitu dr. Eggi Arguni, Ph.D, Diagnostic Team Leader WMP Yogyakarta, memaparkan tentang aspek keamanan, kelayakan, dan pelibatan masyarakat dalam penelitian ini. Menurutnya, pada masa awal penelitian WMP Yogyakarta, banyak dilakukan penelitian yang mendasari bagaimana teknologi Wolbachia akan diterapkan di Yogyakarta. WMP Yogyakarta melakukan Wild Insect Survey di Sleman dan Bantul, dengan mengumpulkan 100 jenis serangga. Dari 100 jenis serangga yang dikumpulkan, 22 diantaranya mengandung Wolbachia. “Wolbachia berada di sekitar kita,” kata Eggi.

    Eggi menambahkan, selain Wild Insect Survey, WMP Yogyakarta juga melakukan studi serologi, untuk mengecek keamanan Wolbachia pada manusia. WMP melakukan pengambilan sampel darah dari 300 partisipan dan dicek antibodinya. Hasil studi menunjukkan, bahwa dipastikan Wolbachia tidak menginfeksi manusia.

    WMP Yogyakarta juga melakukan studi vector competence. Dalam studi ini, peneliti menginfeksi nyamuk Ae. aegypti dengan virus dengue melalui artificial blood feeding. Hasilnya, nyamuk Ae. aegyptiber-Wolbachia, virus denguenya sangat rendah, sedangkan yang tidak ber-Wolbachia cukup tinggi. Ini yang menjadi dasar penemuan bahwa Wolbachia berhasil menghambat replikasi virus dengue pada tubuh nyamuk Ae. aegypti. “Wolbachia ini seperti halnya vaksin yang meningkatkan kekebalan tubuh nyamuk Aedes aegypti terhadap virus dengue,” ucapnya.(dho)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close