-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pemkot Yogya Monitor Pengunjung Malioboro dengan Sistem Barcode

    11/06/20, 23:09 WIB Last Updated 2020-06-11T16:09:37Z

    Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogya membuat mekanisme bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan destinasi di masa new normal.

    Wisatawan yang memasuki obyek obyek wisata akan ditempeli semacam barcode penanda sehingga keberadaannya apakah dalam kerumunan atau tidak bisa terdeteksi.

    Pemerintah Kota Yogya membuat sistem barcode ini guna memantau terjaganya protokol Covid-19 khususnya dalam menegakkan physical distancing.

    Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi menjelaskan, konsep barcode ini serupa stiker yang akan ditempelkan kepada pengunjung kawasan wisata seperti Taman Pintar, Alun-Alun Utara, PasarBeringharjo juga Malioboro.

    “Stiker barcode untuk kawasan wisata ini disiapkan Dinas Kominfo Kota Yogyakarta yang nanti akan diberikan oleh petugas di lapangan secara gratis kepada pengunjung dan tersambung melalui sistem pemantauan untuk menghitung kerumunan yang terjadi,” ujar Heroe  Rabu 10 Juni 2020.

    Heroe menuturkan, di masa new normal atau saat obyek wisata mulai beroperasi nanti, di setiap kawasan wisata bakal ada gerbang-gerbang yang mengatur akses keluar masuk pengunjung.

    “Hanya wisatawan yang masuk destinasi itu yang akan diberikan barcode itu, kalau hanya lewat tidak diberikan,” ujar Heroe.

    Heroe menuturkan konsep pemantauan kerumunan barcode ini sendiri sudah disiapkan untuk Taman Pintar dan Alun-Alun Utara Yogya. Tahap berikutnya yang dipersiapkan adalah Pasar Beringharjo dan Malioboro.

    “Di Malioboro saat ini sedang dibuat alur jalan masuk dan keluar. Ada pintu utara, tengah dan selatan. Di sana ada alur pejalan kaki sehingga tidak bersinggungan. Pada setiap zona nanti akan ada pengaturan arus masuk orang,” ujarnya.

    Heroe menambahkan di dalam zona zona itulah nanti ada tanda lingkaran-tanda lingkaran yang menandakan untuk keberadaan orang di mana berdiri. Untuk mengatur jarak satu orang dengan lainnya. Sehingga tidak terjadi kerumunan.

    Konsep pendataan pengunjung melalui barcode ini, ujar Heroe, sebelumnya diinisiasi melalui uji model di Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta.

    "Awalnya kecamatan Gondomanan membuat barcode yang harus dipindai oleh para pengunjung di sekitaran Alun-Alun Utara, setelah itu pengunjung wajib mengisi data diri," ujarnya.

    Heroe mengatakan, barcode tersebut nantinya dapat dipindai oleh masyarakat Kota Yogyakarta yang berpegian di tempat-tempat keramaian seperti Malioboro, Alun-alun Utara, dan lokasi lainnya.

    "Tujuan kami hanya mencegah jangan sampai terjadi kasus ledakan Covid-19 seperti Indogrosir Sleman kemarin yang membuat kabupaten/kota di DIY kesulitan melakukan tracing terhadap mereka yang terpapar Covid-19," katanya.

    Ia menuturkan, saat terjadi penularan klaster Indogrosir mengalami kesulitan tracing pengunjung pada hari dimana ada yang terpapar covid 19.

    "Saat itu harus menunjukkan struk belanja, kalau struk hilang maka akan kerepotan. Dengan barcode ini juga akan mempermudah tracing saat terjadi penularan covid 19, si A berkunjung kemana saja, si B kemana saja," ujarnya.(rid/eks)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close