-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kisah Dua Mantan Rektor UII yang Diberi Gelar Pahlawan

    09/11/19, 11:14 WIB Last Updated 2019-11-09T04:14:13Z

    SLEMAN, KabarJogja.ID - Dua mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) diberi gelar pahlawan nasional oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta pada Jumat (8/11). Keduanya yakni Prof KH Abdul Kahar Muzakkir dan Prof Dr Sardjito. 

    Rektor UII Yogyakarta, Fathul Wahid mengatakan Prof KH Abdul Kahar Muzakkir merupakan rektor UII yang pertama. Dirinya mengemban amanah dari 1945 sampai 1960. 

    "Pak Kahar sebagai rektor perintis yang dihadapkan pada masa-masa sulit di awal pendirian sekolah tinggi Islam saat itu. Beliau telah menanamkan nilai yang luar biasa kepada UII sampai saat ini," katanya saat ditemui di kampusnya pada Jumat (8/11). 

    Nilai yang luar biasa itu dicontohkannya mengenai nilai keislaman yang dipadukan dengan nilai intelektualitas. "Jadi di UII adalah tempat bertemunya ilmu pengetahuan dan agama. Beliau juga memberikan contoh konkrit nilai-nilai kebangsaan," katanya. 

    Nilai kebangsaan yang dimaksud, dicontohkannya ketika rakyat sedang berjuang mempertahankan republik ini. Pada masa itu, dosen dan juga mahasiswa UII diliburkan serta ikut berjuang bersama rakyat. 

    Abdul Kahar sangat aktif pada masa perjuangan. Dirinya menjadi salah satu anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan yang saat itu menggagas Piagam Jakarta. 

    "Piagam Jakarta merupakan cikal bakal pembukaan UUD 1945 dan juga cikal bakal Pancasila. Sehingga UII dan republik ini lahir pada rahim yang sama. Sehingga sangat sulit bagi UII untuk mengkhianati bangsa ini," ucapnya.

    Abdul Kahar juga dikenal sangat kental agama dan persaudaraannya. Cara berdakwahnya juga mempunyai ciri khas, yakni tidak pernah marah terhadap mahasiswanya. 

    "Cara berdakwah Pak Kahar itu tidak pernah marah. Sebagai contoh Pak kahar ingin mendakwahi mahasiswi yang memakai rok mini saat itu. Beliau tidak marah. Beliau dari Kotagede dari rumah membawa koran bekas dan mahasiswi yang memakai rok mini dipanggil ke depan satu-satu di dalam kelas. Dibagi koran untuk menutupi lututnya," tuturnya. 

    Fathul mengatakan upaya untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional ini sudah sebelum 2014 lalu. Pihak UII melakukan pengajuan beberapa kali. "Pengajuan keempat yang tahun lalu kami ajukan lagi, Alhamdulillah tahun ini dikabulkan Presiden RI," ucapnya.

    Kemudian untuk Prof Dr M. Sardjito merupakan rektor ketiga UII. Selama mengabdi di UII, ia dikenal tak pernah mau menerima gaji.

    Lanjut Fathul Wahid, yang bersangkutan menjabat sebagai rektor dari 1964 sampai 1970. "Beliau selama di UII tidak pernah mau menerima gaji, tidak pernah mau menerima uang sidang. Karena bagi beliau adalah memberi akan membuat kita menjadi kaya," katanya.

    Sardjito juga memberikan kontribusi yang cukup besar kepada kampus. Yakni membuka cabang UII sedikitnya di lima kota. Bersamaan dengan itu pula, dibuka fakuktas-fakultas eksakta seperti Kedokteran, Peternakan, Teknik, dan Farmasi. 

    "Sampai beliau meninggal pada 1970, ketika beliau belum menyelesaikan masa amanahnya UII telah tersebar di delapan kota dengan 22 Fakultas," katanya. 

    Pemberian gelar pahlawan nasional ini atas perjuangan pihak kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang mengusulkan. Sedangkan UII, hanya memberikan suport saja ketika ada tambahan data yang diperlukan.


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close