Bantul, Kabar Jogja – Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo menegaskan Pemkab akan bertanggung jawab seratus persen menanggung biaya pengobatan dan perawatan korban keracunan massal. Ada tiga skema pembayaran yang nanti dilakukan Pemkab Bantul.
Wabup Joko sendiri menjenguk korban yang tengah dirawat di RSUD Panembahan Senopati pada Kamis (12/9) siang.
Kepada media, Wabup Joko mengatakan dirinya mendapatkan laporan banyak warga yang mengalami sakit perut, diare, dan pusing-pusing yang menandakan adanya gejala keracunan.
“Beruntungnya Dinas Kesehatan, Puskesmas dan pihak desa gercep (gerak cepat) menanggulangi dan melacak warga yang mengikuti acara,” katanya.
Laporan Dinkes Bantul, Wabup Joko menyebut sebanyak 160 warga mengalami gejala keracunan makanan dan mendapatkan penanganan di berbagai rumah sakit di Bantul.
“Di Panembahan ini ada sebanyak lima korban yang tengah mendapatkan perawatan intensif,” lanjut Wabup Joko.
Wabup Joko menegaskan Pemkab Bantul akan menanggung biaya pengobatan korban keracunan melalui BPJS Kesehatan atau kalau diperlukan lebih menggunakan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jamkesda.
Berkunjung pada Kamis sore, Bupati Abdul Halim Muslih menegaskan hal yang sama soal pembayaran biaya pengobatan dan perawatan.
Ia menerangkan ada skema pembiayaan yang rangkap tiga. Pertama menggunakan BPJS Kesehatan, jika tidak memungkinkan maka akan memanfaatkan Jamkesda yang memiliki opsi pembiayaan hingga Rp5 juta per orang.
“Jika keduanya tidak bisa, kita akan mengakses pada Jaminan Kesehatan Sosial (Jamkessos) di Pemda DIY,” terangnya.
Kasus keracunan massal nasi kotak bagi Bupati Abdul Halim adalah pelajaran berharga, meskipun sangat menyayangkan terjadi.
“Ini pelajaran penting bagi penyedia makanan di Bantul memastikan bahan makanan yang disajikan harus benar-benar segar dan tidak mudah basi,” tegasnya.
Apalagi kedepan ada program makan siang gratis. Sesuatu yang harus kita jaga ketat, makan siang gratis tiap hari untuk anak-anak kita.
Dilaporkan total nasi kotak yang dibagikan kepada para tamu saat acara penetapan rintisan desa budaya di Desa Patalan sebanyak 300-an. Polres Bantul melaporkan sebanyak 25 orang menjadi korban dan 11 telah mendapatkan penanganan.
Bupati Abdul Halim sendiri mengaku tidak memakan nasi kotak yang disediakan, karena panitia menyediakan menu prasmanan di tempat terpisah. (Tio)