-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Industri Aksesoris Manten Bantul, Kebanjiran Pesanan Luar Daerah

    16/02/24, 14:43 WIB Last Updated 2024-02-16T07:43:39Z

    Bantul, Kabar Jogja – Perajin di sentra kerajinan RT 5 Dusun Krapyak Wetan, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Bantul mengaku mengalami peningkatan pesanan aksesoris manten pernikahan adat dari berbagai daerah.


    Pemilik Eeng Production, Sukijan menyatakan usai pandemi Covid pesanan dari berbagai daerah mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur mulai berdatangan.


    “Saya sendiri memulai usaha sejak 2019. Hantaman pandemi dua tahun lalu sempat membuat kami hampir kolaps. Pesanan dari banyak rekanan di daerah berkurang karena dilarangnya acara kumpul-kumpul,” jelasnya Jumat (16/2).


    Di sentra yang mulai sejak 2015 silam, sebenarnya ada delapan perajin yang mampu menghidupkan perekonomian Krapyak Wetan. Hari ini yang mampu bertahan tersisa enam perajin dan salah satunya adalah Sukijan.


    Selama pandemi menghantam, Sukijan bersyukur dirinya aksesoris produksinya mampu diserap oleh salah satu toko penyedia aksesoris di Pasar Beringharjo.


    “Sampai saat ini pesanan terus masuk dan kita tidak sempat memiliki stok. Minggu-minggu ini kita harus mengirimkan pesanan untuk aksesoris pernikahan tradisional Minangkabau yang dipenuhi banyak motif dan berukuran besar,” jelas Sukijan, Jumat (16/2).


    Dibantu dua belas tenaga kerja, Eeng Production lebih banyak memproduksi aksesoris yang desain sudah ditentukan pemesan. Menurutnya, desain-desain berbagai motif aksesoris ini sebagian besar sudah dimodifikasi agar lebih menarik.


    Menggunakan bahan baku tembaga dan kuningan yang didapatkan dari berbagai pengepul barang bekas di Yogyakarta. Proses pembuatan aksesoris membutuhkan waktu lama dalam pemasangan manik-manik sebelum dipoles untuk menghasilkan warna emas, putih dan kehitam-hitaman.


    “Paling banyak yang kami produksi itu aksesoris manten seperti mentul, kalung, cincin, giwang, dan bros,” jelasnya.


    Sukijan mengaku untuk harga yang ditetapkan sangat bervariatif tergantung dari besaran ukuran, motif yang dikerjakan dan penggunaan manik-manik hiasnya.


    Harga dimulai dari Rp45.000 per biji sampai ada yang mencapai Rp4,5 juta untuk satu set aksesoris manten adat lengkap. Usai pandemi, dirinya mengaku omzet yang masuk di kisaran Rp35 juta per bulan.


    Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bantul, Emi Masruroh menyatakan pihaknya akan meminta pemerintah daerah untuk memberikan dukungan agar ketersediaan pasar tetap terjaga.


    “Mungkin bisa dari sisi hukum, di mana setiap desain atau motif dari aksesoris manten yang diproduksi memiliki hak cipta. Sehingga tidak mudah ditiru pesaing, sehingga memiliki harga jual tidak jatuh atau murah,” katanya. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close