Bantul, KabarJogja – Pemkab Bantul resmi menggandeng perusahaan teknologi khusus penanganan sampah dari Taiwan, Panel Tech US untuk pengelolaan sampah mandiri. Ini sebagai antisipasi penutupan TPST Piyungan permanen pada Januari 2024.
Kerjasama ini dilakukan bersama kunjungan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih bersama jajarannya ke Taiwan pada 17-19 November. Turut serta diajak, usaha rintisan pengelolaan sampah mandiri Desa Panggungharjo, PastiAngkut.id.
“Bersama BUMD Aneka Dharma Waste, Pasti Angkut.id, akan membentuk ekosistem penanganan sampah yang terintegrasi. Aneka Dharma Waste Management dalam pengelolaan di sisi hilir, kemudian dengan Dinas Lingkungan Hidup di tengah dan Pastiangkut.id disisi hulu,” kata CEO Pastiangkut.id, Salva Yurivan Saragih, Senin (20/11).
Dikatakannya, kerjasama yang nantinya fokus pada pengembangan teknologi pengelolaan sampah dan penggunaan kembali, seperti pembentukan sistem pengumpulan sampah baru.
Kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari keinginan Panel Tech US untuk investasi dalam bidang mengelola sampah di Bantul. Pastiangkut.id sendiri sudah digandeng Pemkab Bantul.
Sebagai balasannya, pada 27 November nanti Panel Tech US akan melakukan kunjungan balik ke Bantul untuk merealisasikan teknologi apa yang tepat untuk diterapkan.
“Kami nanti akan mengembangkan bahan bangunan yang sepenuhnya dapat mengurangi karbon dan furnitur ramah lingkungan. Juga mengintegrasikan bahan bakar berasal dari sampah (RDF),” lanjutnya.
Namun yang lebih penting adalah membangun platform pendidikan lingkungan hidup pariwisata hijau serta menerapkan sistem pembangkit listrik skala kecil.
Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi menyatakan kerjasama ini menjadi merealisasikan komitmen Bantul mewujudkan penanganan sampah yang mandiri, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
“Dengan bermitra dan nantinya mengakuisisi teknologi dari Taiwan. Bantul akan belajar pada pemerintah punya pengalaman panjang dalam mengatasi masalah kota, mulai dari keberadaan sampah terburuk hingga menjadi pulau terbersih,” jelasnya.
Bagi Wahyudi kerjasama investasi ini penting karena akan menjadi kunci pemanfaatan teknologi menjadi kunci pengelolaan sampah setelah infrastruktur politik teknologi hijau berkelanjutan dibangun Bantul. (Tio)