Yogyakarta, Kabar Jogja – Sebagai inisiator lahirnya Perda Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang pertama kali di Indonesia, Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta ingin menuntaskan pembelajaran latar sejarah bangsa untuk penyempurnaan peraturan tersebut.
Pembelajaran mengenai semangat dan sikap kepahlawanan Presiden Soekarno, dinilai masih sangat koheren dengan kondisi Indonesia saat ini terutama dalam hal kepemimpinan. Pemuda seharusnya terus belajar bagaimana para pendiri bangsa mengorbankan jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia.
Kali ini pembelajaran sejarah bangsa Indonesia mengantarkan Komisi A bersama dengan wartawan berkunjung ke situs peristiwa Rengasdengklok pada Jumat (6/12) kemarin. Di Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat terdapat dua monumen peninggalan sejarah kemerdekaan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Di sini ada rumah Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong yang masih berdiri tegak. Rumah ini sempat menjadi persinggahan Bung Karno, Bung Hatta, Sukarni dan Subagya saat diculik oleh pemuda sehari sebelum proklamasi,” kata Ketua Komisi A, Eko Suwanto.
Kehadiran para pendiri bangsa di Rengasdengklok ini bagi Eko menjadi bukti kehendak bahwa tokoh-tokoh tua ini mampu memenuhi keinginan anak-anak muda untuk segera merdeka. Mereka menunjukkan betapa kepahlawanan lahir dari niat atau kehendak yang kuat dengan tidak lagi mempertimbangkan keselamatan diri maupun keluarganya.
Rumah Djiauw Kie Siong, yang berdiri sekarang merupakan rumah yang direkonstruksi ulang dan dipindahkan karena yang asli terkena banjir Sungai Citarum. Rumah tempat pertama penyusunan naskah teks proklamasi dan bendera Merah Putih yang siap dikibarkan saat ini dirawat cucu Kie Siong, Janto Joewari.
“Kita sangat berharap generasi muda sekarang ini semestinya belajar sejarah kepemimpinan dari Rengasdeklok. Bagaimana pemimpin yang mencintai rakyatnya tidak lahir secara instan, ada gemblengan sejarah di setiap perjuangannya. Sehingga melahirkan pemimpin yang iklas dan mampu meraih kepercayaan rakyat,” tuturnya.
Dari rumah persinggahan ini, rombongan kemudian berkunjung ke Monumen Kebulatan Tekad yang dahulu merupakan pos tentara PETA. Di lokasi ini Soekarno dan Hatta melakukan penghormatan pertama kali Merah Putih sebelum bertolak kembali ke Jakarta.
Wakil ketua DPRD DIY, Ummarudin Masdar yang ikut serta menyatakan napak tilas perjalanan sejarah kepahlawanan bangsa ini memiliki nilai penting. Bagaimana kehendak kuat keinginan anak-anak muda waktu itu untuk segera memerdekakan Indonesia mendapatkan perhatian dari para pemimpin bangsa.
“Tanpa mempelajari dan mengenang sejarah sendiri, kita tidak akan tahu bagaimana menjadi perjuangan menjadi bangsa seperti saat ini. Kita belajar bagaimana pendiri bangsa menegakkan kemerdekaan. Kita implementasikan semangat itu dalan langkah hari ini dan kedepan," terangnya. (Tio)