Yogyakarta,Kabar Jogja – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi berharap Presiden Joko Widodo segera meneken pengesahan materi bahan ajar ke-Pancasila-an.
“Absennya mata ajar Pancasila dalam Standar Nasional Pendidikan sejak tahun 2003 membuat generasi muda kehilangan akses pada materi ke-Pancasila-an,” kata Yudian melalui rilis Sabtu (11/12) malam.
Hal ini disampaikan Yudian dalam talkshow yang dilaksanakan di Pesantren Walisanga, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dampak ketiadaan mata ajar Pancasila ini membuat generasi muda tidak mengenal Pancasila dan nilai-nilai luhur yang membentuk karakter dan identitas bangsa. Jika ini dibiarkan, maka generasi muda besar kemungkinan tidak akan mengenal Pancasila, yang berarti juga tidak mengenal diri dan bangsa sendiri.
Untuk mengenalkan kembali Pancasila kepada generasi muda melalui pendidikan formal, BPIP sudah memohon persetujuan Presiden atas draf bahan ajar yang sudah dirumuskan, mulai dari jenjang PAUD hingga Pendidikan Tinggi.
“Semoga dalam minggu-minggu ini, Bapak Presiden berkenan mengesahkan. Sehingga paling lama semester depan bahan ajar ini sudah bisa digunakan di berbagai tingkatan sekolah,” terang Yudian.
Sebelumnya Yudian mengatakan BPIP telah menyiapkan 15 buku panduan untuk satuan pendidikan dari PAUD sampai perguruan tinggi. proporsi 30 persen untuk keterampilan kognitif, dan sisanya 70 persen merupakan keterampilan psikomotorik.
Materi kognitif akan diisi dengan pembahasan mengenai siapa penggali Pancasila, kapan sidang pengakuan Pancasila dan sebagainya. Sedangkan sisanya, anak didik diminta meniru sikap dan perbuatan para pahlawan dalam sejarah.
Kemudian mereka juga diminta mencari di lingkungan sekitarnya mengenai contoh-contoh sikap para pahlawan. Ini nantinya merupakan tugas guru dan siswa.
“Dengan demikian, output mata ajar ini tidak dicapai melalui cara-cara indoktrinatif, melainkan hasil dari keterampilan guru mengelola kelas dan interaksi antara guru dan anak didik,” imbuh Yudian.
Bupati Ende, Djafar H. Achmad berjanji pihaknya akan memperbaiki fasilitas situs-situs Soekarno dalam meningkatkan literasi tentang Pancasila. Untuk memperkuat pembinaan ini, Djafar berharap BPIP mendukung usulan menjadikan kota Ende sebagai Lokasi Peringatan Hari Lahir Pancasila. (Tio)