Bantul, Kabar Jogja – Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Irwandi meminta mahasiswanya menjadikan kreatifitas sebagai kunci menghadapi disrupsi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Semakin banyaknya lulusan yang dihasilkan, ISI Yogyakarta membuktikan ilmu-ilmu terapan seni semakin dibutuhkan dunia industri dan masyarakat.
Hal ini disampaikan Irwandi saat Wisuda Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024 pada Sabtu (7/9) yang diselenggarakan di Laboratorium Seni. Tercatat sebanyak 617 mahasiswa akan diwisuda dalam dua hari, Sabtu dan Minggu (8/9).
“Dua hari ISI Yogyakarta akan mewisuda sebanyak 524 wisudawan dari jenjang sarjana, 34 wisudawan dari jenjang sarjana terapan/diploma IV, 58 wisudawan dari jenjang magister dan 1 wisudawan dari jenjang doktor,” ucapnya.
Dengan semakin banyaknya jumlah wisuda setiap tahunnya, bila dibandingkan dengan fasilitas yang dimiliki. Pembagian wisuda dalam dua hari ini untuk mengoptimalkan semua pelayanan kepada pemangku kepentingan. Di mana artinya semua orang tua wisudawan bisa masuk.
Pada periode ini, wisudawan terbanyak berhasil dari Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan jumlah 239 wisudawan, selanjutnya dari Fakultas Seni Pertunjukan dengan jumlah 223, Fakultas Seni Media Rekam berjumlah 96 wisudawan dan Program Pascasarjana 59 wisudawan.
Dari total wisudawan yang diwisuda terdapat sebanyak 168 wisudawan memperoleh predikat cumlaude. Berikut akan saya sampaikan IPK tertinggi dari Program Doktor, Magister, Sarjana dan Sarjana Terapan.
Dalam sambutannya, Irwandi menyatakan kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), telah nyata menjadi tantangan, peluang dan memberikan dampak yang signifikan bagi dunia seni.
Berbagai produk-produk kemajuan teknologi memberikan dampak dalam proses kreatif, penciptaan karya seni, distribusi dan interaksi antar seniman. Sehingga kehadiran teknologi tersebut perlu disikapi dengan bijak, dengan terus meningkatkan kompetensi diri beradaptasi dengan bentuk-bentuk kemajuan teknologi lainnya.
“Kemajuan teknologi tersebut seharusnya dapat membantu anda dalam melakukan proses kreatif, penciptaan, distribusi dan kolaborasi antara seniman dalam penciptaan karya seni. Jadikan kreatifitas menjadi kuncinya,” jelasnya.
Irwandi juga menilai meningkatnya jumlah lulusan ISI Yogyakarta setiap tahunya menjadi pertanda bagaimana sekarang ini dunia industri maupun masyarakat membutuhkan akademisi seni baik untuk melestarikan seni maupun memunculkan seni-seni populer.
“Karenanya untuk mengisi kebutuhan tersebut, kami telah mempersiapkan lulusan yang tidak dari akademisi seni mumpuni namun juga memiliki ilmu-ilmu terapan sehingga siap kerja,” tutupnya. (Tio)