Yogyakarta, Kabar Jogja – Mewakili Pemda Yogyakarta, Komisi A DPRD Yogyakarta sepakat dengan Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadikan museum sebagai media pembelajaran dalam penguatan profil pelajar Pancasila.
Keberadaan museum di NTB akan diperbanyak melalui program ‘Kotaku Museum Ku, Kampungku Museum Ku’.
Kesamaan pandangan ini diambil usai kunjungan kerja Komisi A DPRD Yogyakarta yang dipimpin Sekretaris Komisi Rany Widayati dan diterima Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) NTB Aidy Furqan, Senin (4/6) di Kota Mataram.
Keberadaan 35 museum di Yogyakarta, menurut Rani tidak hanya sekedar menjadi arena pembelajaran dan wisata sejarah bagi pelajar. Namun bisa menjadi contoh dalam pengembangan pembelajaran keanekaragaman budaya untuk membentuk pelajar Pancasila.
“Melalui program wajib kunjung Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kita kedepannya perlu memperkuat dengan menyasar ke perkampungan sehingga semakin menguatkan nilai-nilai Pancasila,” kata Rany.
Rany sendiri mewakili Komisi A DPRD Yogyakarta siap membantu Disdikpora NTB dalam pengembangan museum dengan menjadikan keberadaan museum di Yogyakarta sebagai percontohan.
Kepala Disdikpora NTB Aidy Furqan keberadaan lima museumnya memiliki keterikatan yang kuat dengan Yogyakarata. Disdikpora NTB menginginkan museum berperan penting dalam pendidikan pelajar mengetahui sejarah besar nenek moyangnya.
“Ini sebagai upaya menjadikan para seluruh siswa di NTB menjadi pribadi yang memiliki profil pelajar Pancasila. Terlebih lagi, kebudayaan di pulau Lombok dan Sumbawa merupakan hasil persilangan kebudayaan yang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Gowa dan sebagian wilayah Kerajaan Bali,” katanya.
Begitu banyaknya artefak kebudayaan terlindungi yang belum dikelola pemerintah, Furqon menegaskan saat ini banyak kolektor artefak yang memburu keberadaannya.
“Karenanya melalui program ‘Kotaku Museum Ku, Kampungku Museum Ku’. Kami berharap bisa menyelamatkan artefak-artefak tersebut dengan kehadiran museum di seluruh Kabupaten/Kota termasuk museum desa,” katanya.
Kepala museum NTB, Ahmad Nuralam saat ini menyatakan museum negeri Mataram merupakan museum terbesar dan terlengkap. Terdapat 709 koleksi yang berasal dari peradaban tiga suku besar yaitu Sasak, Sumbawa, dan Mbojo.
“Kami ingin penambahan museum baru nantinya mampu memperkenalkan kebudayaan dan peradaban di NTB yang harus kita banggakan. Bahkan kitab besar Negarakertagama ditemukan di sini merupakan bukti kayanya kebudayaan kami,” katanya.
Keberadaan museum di pedesaan yang dialokasikan dengan dana desa, akan mampu menggali potensi kebudayaannya sehingga dapat bersaing, dengan karakteristik masing-masing desa kepada masyarakat luas. (Tio)