Bantul, Kabar Jogja – Petani di Pedukuhan Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul mendapatkan tambahan lahan untuk penanaman padi dengan memanfaatkan tanah pinggir sungai (Wedi Kengser) bekas lahan pasir yang terbengkalai belasan tahun.
Pemanfaatan lahan ini menjadi tambahan pada luasan lahan baku di Bantul dengan total mencapai 25 hektar.
Keberhasilan pemanfaatan lahan wedi kengser untuk 80 petani yang tergabung di Kelompok Tani Pandanase Satu merupakan hasil kolaborasi antara Polres Bantul dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul.
Kapolres Bantul AKBP Michael R Risakotta menyatakan pembukaan lahan di pinggiran Sungai Progo ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Kapolri untuk membantu program ketahanan pangan di daerah dengan membuka lahan-lahan kurang produktif.
“Setelah pemeriksaan, lahan yang dibuka hari ini ternyata sangat subur dan bisa dimanfaatkan petani untuk menanam padi. Pemanfaatan lahan ini merupakan tahap pertama dengan luasan 7,2 hektar, nanti kita akan tambah di sisi selatan sebanyak 18 hektar. Sehingga total ada 25 hektar,” katanya pada Rabu (5/6).
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan nantinya luasan lahan yang dibuka ini akan fokus pada penanaman padi varietas Inpari 32 yang masa tanamnya 110 hari dengan hasil panen 8,8 gabah kering panen per hektar.
“Ini pastinya akan mendukung kesejahteraan petani di Dusun Ngentak. Untuk luasan total lahan wedi kengser yang kita miliki belum terdata, namun kalau di pinggiran Sungai Progo terhampar sampai Sedayu,” lanjutnya.
Setelah proses pembukaan lahan oleh kepolisian, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Pemkab Bantul membantu penyediaan pompa air dan pupuk hingga 100 hari pertama penanaman.
Menurut Halim, sebenarnya pemanfaatan wedi kengser sudah banyak dilakukan warga Bantul dengan menjadikan area tanam Jagung dan palawija lainnya. Namun karena belum terkoordinasikan, maka pemanfaatan belum terdata maksimal.
“Kita punya pengalaman dengan wesi kengser yang dulu sebagai areal penambangan pasir. Dengan berkolaborasi lintas sektor, maka pemanfaatan wedi kengser ini akan kita dukung sepenuhnya,” kata Halim.
Ketua Kelompok Tani Pandanase Satu, Mujiyan mengungkapkan pemanfaatan lahan pertanian wedi kengser ini sepenuhnya mengandalkan sumber air tanah dengan keberadaan 18 titik sumur bor.
“Sangat subur, karena di kedalaman empat meter kita sudah mendapatkan air. Sedangkan di kedalaman lebih dari enam meter, air asin,” katanya.
Dikelola oleh 80 petani anggota kelompok, nantinya pemanfaatan lahan wedi kengser ini akan fokus untuk penanaman padi. (Tio)