Bantul, Kabar Jogja - Puluhan tahun kesulitan akses pada air bersih. Hari ini, Senin (5/2), warga Dusun Kalidadap I, Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul bersuka cita menyambut kehadiran instansi air bersih bantuan Pemkab.
Dengan total anggaran pembangunan senilai Rp182 juta, intalasi yang mengambil air dari sungai bawah tanah sejauh 127 meter segera memenuhi kebutuhan air bersih bagi 40 KK yang tinggal di lokasi tertinggi di sisi barat perbukitan Siluk.
"Warga di sini sejak lama, saya tidak ingat berapa puluh tahun, mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih. Jika musim hujan seperti sekarang, kami mengandalkan air bersih dari sumber sejauh 400 meter yang dialirkan lewat selang ke rumah," jelas Ketua RT 01, Winanto.
Saat musim kemarau, Winanto menyebut sumber air bersih bagi warga diperoleh dari pembelian air menggunakan tangki untuk mengisi dua tandon penampungan. Pembelian sebanyak empat tangki dua hari sekali seharga Rp150 ribu per tangki.
Dikerjakan sejak November tahun lalu, proyek instansi air bersih di Kalidadap I menggunakan metode geolistrik untuk mendapatkan sumber air.
Dari sumur dalam, air kemudian diangkat ke penampungan sejauh 200 meter yang terdiri dari empat tandon besar ukuran 5.100 liter. Winanto menerangkan saat ujicoba, satu tangki bisa terisi penuh selama satu jam.
"Dari penampungan, air akan disalurkan ke rumah warga secara swadaya maupun dari bantuan. Untuk operasional, kita akan membentuk kelompok dan bersama-sama menyepakati harga per meter kubik yang harus dibayar warga," lanjutnya.
Meakin harus menunggu lama, Winanto mewakili warganya bersyukur bantuan instansi air bersih sudah siap digunakan. Kedepan, dirinya akan mengajak warga untuk menjaganya dan melestarikan lingkungan agar sumber air tidak berkurang.
Ketua Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta (Pamaskarta) Bantul Prihatin Sri Wahyuni menyarankan dalam penentuan harga pembelian air ke warga biasanya dibagi dua ketentuan.
"Pertama adbonemen dikisaran Rp3-5 ribu per rumah. Kemudian harga per meter kubik Rp5-15 ribu, ini tergantung kesepakatan warga," ujarnya.
Diluar biaya pembuatan jaringan ke rumah dan honor anggota kelompok operasional. Wahyuni menargetkan dalam setahun warga harus memiliki anggaran untuk pembelian pompa air.
Pasalnya, dari banyak pengalaman, program pengadaan instalasi air bersih sering terkendala pada pompa air.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Bantul, Sri Nuryanti menyebut Pemkab akan mengusahakan bantuan dalam pengadaan saluran air utama dari penampungan.
"Nantinya untuk saluran dalam rumah akan menjadi kewajiban tuan rumah. Proyek ini sebenarnya sudah dianggarkan pada 2019. Namun akibat pandemi Covid, baru terlaksana tahun ini," paparnya.
Bupati Abdul Halim Muslih menyatakan ketersediaan akses air bersih sangat penting untuk peningkatan kualitas manusia dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
"Tahun lalu kita sudah merealisasikan instansi air bersih di delapan titik. Tahun ini kita menargetkan, sementara 24 titik dan mungkin berubah sesuai APBD perubahan nanti," tutup Bupati Halim. (Tio)