-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Yogyakarta Rawan Terjadi Gempa Bumi, Ini Penjelasan BMKG

    01/08/23, 19:56 WIB Last Updated 2023-08-01T12:56:54Z

    Sleman, Kabar Jogja - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Daerah Istimewa Yogyakarta rawan terjadi gempa bumi. Hal ini dikarenakan masih aktifnya Sesar Opak dan Zona Megathrust di pantai selatan.


    Hal ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Hotel Ambarukmo, Sleman, Selasa (1/8).


    “Yang mulai aktif kembali itu bukan hanya Sesar Opak yang sampai sekarang belum berhenti. Masih ada ancaman dari zona megathrust di pantai selatan yang aktif,” kata Dwikorita.


    Bahkan dari pengamatan usai gempa bumi di akhir Juni lalu dengan kekuatan 6,4 magnitude di kedalaman 68 Km Pantai Selatan. Pertanda dan gejala-gejala aktivitas kegempaan (semakin) meningkat.


    “Ini disebabkan adanya gerakan lagi yang disebabkan penggunaan di Sesar Opak maupun Zona Megathrust mulai lepas,” tegasnya.


    Menurutnya, jika daerah lain diguncang gempa bumi seperti yang dialami Yogyakarta dan Bantul Juni kemarin di daerah lain pasti akan mengalami kerusakan berat. Namun di Yogyakarta hanya dilaporkan terjadi kerusakan ringan dan sangat ringan.


    “Ini artinya masyarakat Yogyakarta sudah mengantisipasi dan edukasi kesiapsiagaan menghadapi bencana sebagai antisipasi pergerakan Sesar Opak maupun Zona Megathrust pantai selatan sudah maju,” jelasnya.


    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S mengatakan penyelenggaran ARDEX 2023 mulai 31 Juli sampai 4 Agustus akan diikuti 180 peserta dari 10 negara anggota ASEAN.


    “Yogyakarta dipilih karena strategis sebab memiliki potensi bencana yang tinggi. Tetapi juga masyarakat Yogyakarta sudah lebih maju terkait kesadaran terkait bencana,” jelasnya.


    Kehadiran ARDEX yang kegiatan simulasinya dipusatkan di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul juga sebagai upaya memelihara dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengurangan resiko bencana.


    Dalam simulasi akan digelar gladi posko atau pengambilan keputusan cepat terkait penanggulangan bencana. Kemudian ada gladi lapangan, yaitu pengerahan dan pemenuhan kebutuhan personel yang dibutuhkan.


    Terakhir adalah gladi posko komando, berisikan prosedur komunikasi dan pengerahan peralatan dalam penanganan bencana.


    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang membuka ARDEX 2023 mengatakan Indonesia menampilkan Yogyakarta karena ini merupakan kasus daerah yang memiliki beragam potensi bencana.


    Selain Sesar Opak, Zona Megathrust pantai selatan. Juga ada ancaman bencana dari Gunung Merapi yang masih aktif dan kemungkinan terjadinya tsunami dari Samudera Hindia. (Tio)

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close