Bantul, Kabar Jogja – Polres Bantul memastikan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait dengan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) penyelamatan kepada wisata di pengelola wisata Selopamioro Park, Imogiri. Hal ini dilakukan pasca dua kejadian wisatawan meninggal karena tenggelam.
“Untuk sementara kami menghimbau agar sementara operasional dihentikan dahulu setelah dua kejadian meninggalnya dua wisatawan,” kata Kapolres Bantul AKBP Michael R. Risakotta, Rabu (30/8).
Dari pengecekan di dasar sungai oleh tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul. Didapati bahwa arus sungai Oya yang dijadikan wisata unggulan oleh pengelola Selopamioro Park ini memiliki pusaran air di bawahnya.
“Dimana jika terkena pusaran air ini menghisap, termasuk korban terakhir kemarin. Dimana korban tersangkut dan kehabisan nafas,” jelasnya.
Menurut AKBP Michael, pihaknya tidak akan menutup langsung obyek wisata Selopamioro Park. Namun akan mencari tahu dulu mengenai pelaksanaan SOP penyelamatan jika ada pengunjung dalam bahaya.
Apakah pengelola sudah melaksanakan sistem pengawasan dan pengamanan seperti yang dilakukan oleh penjaga pantai pesisir selatan Bantul.
“Saya rasa, pengunjung pasti sadar akan kemampuannya sebelum memutuskan berenang. Masalahnya ada pusaran air di bawah arus yang itu membahayakan pengunjung. Kita siang ini akan melakukan koordinasi dengan pengelola,” tegasnya.
Kurang dari seminggu, polisi mendapatkan laporan dua orang tenggelam di Sungai Oya yang tepatnya di sisi selatan jembatan di Dusun Jetis, Desa Selopamioro, Imogiri. Selama ini kawasan ini dikelola Selopamioro Park.
Peristiwa pertama pada 26 Agustus dengan korban bernama Dante Aditya Saputra (16) pelajar SMK Kesehatan Bantul. Berselang tiga hari kemudian, Selasa (29/8), Rizqi Akbar Syahrul Ramadhani (16) pelajar MAN 2 Bantul juga tenggelam saat bermain dengan teman-temannya.
Anggota Komisi C DPRD DIY, Amir Syarifudin terkait dengan kasus ini meminta pemerintah untuk tidak langsung menutup objek wisata yang telah turut membangun perekonomian warga.
“Perlu dilakukan koordinasi dahulu. Jika memang ada yang kurang, pemerintah seharusnya bisa turun tangan untuk menyelesaikannya. Kasihan kalau ditutup,” jelasnya. (Tio)