-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Program WILMA Digitalisasikan 33 Naskah Kuno di Yogyakarta

    26/05/23, 12:27 WIB Last Updated 2023-05-26T05:27:53Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Sepanjang Mei, program Wikisource Loves Manuscripts (WILMA) melakukan digitalisasi 33 naskah kuno di empat Kota/Kabupaten Yogyakarta. Sebanyak 8 ribu lembar naskah bakal bisa diakses publik secara online.


    Wikisource Loves Manuscripts (WILMA) merupakan program diinisiasi Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Wikimedia Foundation.


    Proses digitalisasi dilakukan sejak 4 sampai 31 Mei ini menggandeng Komunitas Jangkah Nusantara,  wadah muda-mudi Yogyakarta yang fokus pada pelestarian dan pemanfaatan naskah kuno.

    Ketua komunitas Jangkah Nusantara, M. Bagus Febriyanto, mengatakan kegiatan ini bertujuan menjaga, memulihkan, dan menghadirkan manuskrip dalam bentuk digital.


    “Ada sekitar 30-an manuskrip yang dipreservasi dan didigitalkan yang melibatkan serangkaian langkah penting serta ahli. Manuskrip terdiri dari naskah Al-Qur’an, naskah gending, dan naskah-naskah Jawa lainya,” jelasnya, Jumat (26/5/2023).


    Menurutnya, seluruh naskah-naskah ini memiliki nilai intelektual dan sejarah yang luar biasa, dan telah memberikan kontribusi penting dalam memperkaya pengetahuan manusia.


    Dari lima titik, misi WILMA dimulai dari Bantul yaitu naskah-naskah koleksi Museum Wayang Beber Sekartaji yang dikelola oleh Indra Suroinggeno.  Ada 10 naskah di Museum Wayang Beber Sekartajim yang terdiri dari tujuh koleksi lontar dan tiga manuskrip bermaterial kertas Eropa yang digitalisasi.


    Kemudian WILMA menuju titik kedua di Kota Yogyakarta dengan mendigitalkan delapan buah naskah notasi seni karawitan karya empu gending Yogyakarta yaitu K.R.T. Wiroguno.


    “Naskah-naskah itu tersimpan dan menjadi koleksi Pusat Kajian Arsip dan Dokumen Seni K.R.T. Wiroguno di kompleks nDalem Kaneman,” kata Bagus.


    Misi ketiga di Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya UGM yang telah mendigitalkan delapan buah naskah empat diantaranya lontar dan empat buah naskah bermaterial kertas.


    Usai dari UGM, misi WILMA yang keempat adalah mendigitalisasi naskah-naskah milik masyarakat Gunungkidul. Pada pelaksanaan misi di Gunungkidul Tim lapangan yang digawangi Komunitas Jangkah Nusantara bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul.


    Naskah koleksi masyarakat Gunungkidul yang berhasil didigitalisasi ada empat buah, tiga berasal dari daerah Nglipar milik Sakiyo dan satu naskah dari Paliyan milik Sutoyo.


    Misi WILMA yang pamungkas ada di wilayah Sleman. Ada tiga naskah yang didigitalkan dari koleksi pribadi Srinarendra yang merupakan seorang guru dan pegiat aksara Jawa.


    “Dengan demikian misi WILMA di DIY telah berhasil mendigitalkan 33 naskah dengan total lebih dari 8.000-an halaman,” kata Bagus.


    Dalam proses pengerjaannya, tim digitalisasi terbagi dalam tim ahli konservasi fisik, tim katalogisasi, dan tim digitalisasti serta dokumentasi.


    Naskah-naskah yang telah didigitalisasi akan diunggah ke situs Wikimedia Commons, yaitu repository berkas multimedia yang bebas dan terbuka. Nantinya, diharapkan siapapun dapat memanfaatkan hasil digitalisasi manuskrip dari Yogyakarta ini.


    Selain disimpan secara online, naskah-naskah yang telah diunggah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai korpus dataset untuk pengembangan Optical Character Recognition (OCR) berbasis intelegensi buatan (artificial intelegent). Tujuannya yaitu untuk membantu mempercepat proses pembacaan naskah ke dalam format karakter digital di masa yang akan datang.


    Ilham Nurwansah, Wikimedian in Residence yang merupakan motor program ini menyebutkan kegiatan ini merupakan rangkaian panjang preservasi naskah melalui metode digitalisasi ke dalam format baru dengan pendekatan urun daya komunitas.


    “Program digitalisasi naskah umumnya selesai pada tahap pengunggahan atau penyediaan gambar secara online. Wikisource Loves Manuscripts mengolah secara langsung hasil digitalisasi melalui proses transkripsi aksara secara online dan terstruktur,” jelasnya.


    Dirinya berharap masyarakat dan komunitas terlibat langsung untuk urun daya mengolah hasil digitalisasi manuskrip, serta merawat warisan budaya dengan cara yang lebih kekinian. Sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai bahan awak pengembangan analisis naskah berbasis kecerdasan buatan. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close