-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Aplikasi ‘Pasti Angkut’, Ajak Masyarakat Memilah Sampah

    19/09/22, 17:40 WIB Last Updated 2022-09-19T10:40:28Z

    Bantul, Kabar Jogja – Berupaya mengubah perilaku masyarakat dalam membuat sampah, Desa Panggungharjo meluncurkan aplikasi ‘Pasti Angkut’, Senin (19/9). Lewat aplikasi ini, masyarakat diajak untuk memilah sampah dengan sistem pembayaran pengambilan proporsional.


    Kepala Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul Wahyudi Anggoro Hadi menjelaskan konsep pembayaran pengangkutan sampah proporsional dari rumah konsumen ini berkaca dari pengalaman pengelola Tempat Pembuangan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R) Kelompok Usaha Pengelola Sampah (KUPAS) Panggungharjo.


    “Kami hadir sejak 2012 lalu dengan program pertama penyediaan bak sampah bagi warga melalui anggaran desa sebesar Rp100 juta per tahun. Ini langkah awal menyadarkan warga untuk memilih sampahnya dan berjalan lima tahun,” katanya.


    Dirasa tidak berhasil, program pemilahan kemudian dilanjutkan dengan pemberian insentif kepada warga yang memilah dan berhasil meraih keterlibatan 18 persen warga. Pada 2019, program tabungan emas diluncurkan bagi yang memilah dan hasilnya 100 warga ikut.


    Dikembangkan lewat ‘Pasti Angkut’, Wahyudi mengatakan saat memilah sampah dalam tiga kategori yaitu basah, daur ulang dan residu. Konsumen akan banyak mendapatkan keuntungan.


    “Pertama konsumen tidak perlu membayar pengangkutan sampah basahnya, sampah daur ulangnya kami beli dan jika ada sampah residu seperti pamper, pembalut maupun kain. Maka inilah yang nanti dibayar konsumen sebesar Rp1000,- Kg,” jelasnya.


    Jika dibandingkan dengan pembayaran iuran perbulan untuk pengambilan sampah, Wahyudi mengatakan harga yang ditawarkan ‘Pasti Angkut’ ini jauh lebih murah. Dalam hitungannya, dari 2,5 Kg sampah yang dihasilkan satu keluarga. Jika mereka melakukan pemilahan maka sampah residunya hanya 10-12 persen.


    “Hitungan saya, untuk sekitar 2-3 ons sampah residu, konsumen hanya membayar Rp300 dan dalam sebulan hanya Rp9000,-. Ini belum lagi keuntungan terbelinya sampah daur ulang,” kata Wahyudi.


    Namun yang pasti tujuan kehadiran aplikasi ini akan memasifkan perubahan perilaku pengelolaan sampah di konsumen atau rumah tangga yang tidak pernah diintervensi pemerintah. Konsumen di hulu yaitu rumah tangga diajak lebih bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dan memperbaiki tata kelola sampahnya.


    “Persepsi harga mahal yang ditawarkan aplikasi ini saya kira hanya berlaku bagi konsumen rumah tangga yang tidak mau memisahkan sampahnya,” tegasnya.


    Sementara Direktur Kelola Sampah Kita pembuat ‘Pasti Angkut’, Salva Yurivah Saragih  menerangkan pihaknya menggandeng KUPAS Panggungharjo sebagai percontohan karena jumlah pelanggan mereka sebanyak 1500 dinilai berpotensi menerapkan dan menjadi contoh baik pemilahan sampah sendiri.


    “Konsumen akan merasakan pengalaman baru dalam pengambilan, manajemen dan pengelolaan sampah sehingga terbentuk ekosistem daur ulang,” katanya.


    Di ‘Pasti Angkut’, Salva mengatakan pihaknya menawarkan kepastian yaitu sampah konsumen pasti akan diambil apapun kondisinya. Sehingga tidak lagi tergantung pada tempat pembuangan besar seperti di TPST Piyungan.


    Dari kacamata bisnis, Salva menuturkan aplikasi ini menawarkan ruang hidup bagi pengambil sampah mandiri (PSM) maupun mitra olah sampah mandiri. Lewat aplikasi ini mereka akan mendapatkan pendapatan berdasarkan proporsi sampah yang diambil dari konsumen.


    Jika melihat persoalan sampah di Bantul dan umumnya DIY, Salva membuka kesempatan luas bagi pengambil sampah maupun mitra olah sampah mandiri untuk bekerja sama.


    “Ini aplikasi terbuka bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam penanganan sampah. Konsumen bertanggung jawab sesuai dengan sampah yang dihasilkan, pengumpul dan pengolah sampah mendapatkan pembiayaan sesuai dengan besar sampah yang diambil. Tidak lagi flat iuran bulanan,” jelas Salva. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close