-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    973 Ternak Bantul Terpapar PMK, Peternak Andalkan Ramuan Tradisional

    14/06/22, 16:00 WIB Last Updated 2022-06-14T09:00:31Z


    Bantul, Kabar Jogja - Kecamatan Pleret menjadi daerah terbanyak yang hewan ternaknya terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 


    Sebanyak 973 hewan ternak di Bantul dilaporkan terpapar PMK dan peternak mengandalkan ramuan tradisional dalam pengobatan. 


    Data hewan ternak yang terpapar PMK ini disampaikan Bupati Halim Abdul Muslih usai meninjau kandang ternak di Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret pada Selasa (14/6).


    “Per hari dilaporkan ada 973 hewan ternak yang terpapar di Bantul. PMK ini seperti Covid, menyebar cepat di skala nasional termasuk di Bantul,” kata Halim.


    Di Pleret sendiri, dilaporkan ada sebanyak 512 hewan ternak yang terpapar PMK. Jumlah ini paling banyak diantara 17 kecamatan, pasalnya Pleret selama ini menjadi sentra ternak di Bantul.


    Sebagai antisipasi penyebaran meluas, Bupati menegaskan telah menginstruksikan seluruh Puskeswan yang jumlahnya sepuluh unit bergerak turun ke bawah. Dokter hewan dikerahkan melakukan perawatan dengan disuntik antibiotik, suntik piretik, dan suntik vitamin.


    Sambil menunggu ketersediaan vaksin dari pusat, Bupati Halim meminta peternak segera menghubungi Puskeswan terdekat jika menemukan ternaknya memiliki gejala terserang PMK. 


    “Kami sangat berharap vaksin bisa segera diproduksi oleh pemerintah pusat dan didistribusikan untuk mengatasi penularan PMK. Khususnya pada sapi perah agar produksi susu tidak terganggu,” pintanya. 


    Ditemui, peternak dan pedagang sapi di Segoroyoso, Suhardiyono, mengatakan sebanyak 43 hewan ternaknya terpapar PMK. Pemberian ramuan tradisional menjadi andalan dalam mencegah penyebaran dan menambah nafsu makan.


    “Ramuan campuran  kunyit, temu ireng, jahe yang diblender dan direbus dengan gula aren diminumkan dua kali ke ternak sapi yang terjangkit. Ini ramuan turun temurun,” katanya. 


    Jika sapi mengalami gejala di bagian kuku, maka diberikan ramuan gamping yang dibakar kemudian dioleskan ke sela-sela jari agar lalat tidak akan berani mendekat. Demikian juga untuk gejala terus-menerus mengeluarkan air liur maka diberikan campuran sambal dengan kecap yang diurut lidahnya. 


    “Fungsinya agar lidah sapi tetap terus bergerak. Saat ini harga sapi anjlok di pasaran, kemungkinan menjelang Idul Adha akan sedikit yang diperjualbelikan,” ucapnya. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close