-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Muhammadiyah Mulai Awal Puasa 23 Maret dan Idul Fitri 21 April

    06/02/23, 15:46 WIB Last Updated 2023-02-06T08:46:05Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan maklumat tetap penetapan penentuan awal 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah.


    Dimpin Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, jumpa pers pada Senin (6/2) mengumumkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah bagi kalangan Muhammadiyah khususnya jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023.


    Kemudian penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh Jumat Pahing, 21 April 2023, berikutnya 1 Dzulhijjah 1444 pada Senin Legi, 19 Juni 2023, selanjutnya Hari Arafah atau 9 Zulhijah 1444 pada Selasa Wage, 27 Juni 2023, dan terakhir perayaan Idul Adha atau 10 Zulhijah pada Rabu Kliwon, 28 Juni 2023.


    "Penetapan oleh PP Muhammadiyah berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah," kata Haedar.


    Hadirnya keputusan ini, maka warga Muhammadiyah memiliki rujukan yang pasti dan menjadikan keputusan penetapan awal Ramadhan dan Idul Fitri 2023 sebagai pedoman.


    “Kami mengakui adanya kemungkinan terdapat perbedaan penentuan 1 Syawal atau Idul Fitri karena beda metode yang digunakan. Namun sudah menjadi komitmen Muhammadiyah menghargai, menghormati dengan perbedaan jika itu terjadi,” lanjutnya.


    Dengan pengalaman penentuan berbeda dalam penetapan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Muhammadiyah sangat berharap perbedaan tidak dianggap sebagai sesuatu yang baru.


    Namun yang menjadi perhatian adalah perbedaan penentuan awal Ramadhan dan Syawal ini jangan dijadikan sumber perpecahan sebab semua ini menyangkut ijtihad.


     “Inti dari semuanya adalah ibadah. bulan Ramadan membuat umat muslim dekat kepada allah, menghormati sesama dan menjadikan diri kita lebih baik lagi sehingga perbedaan apapun itu justru memperkokoh diri kita atau umat islam secara kolektif," terang dia.


    Selain itu Haedar juga menegaskan adanya perbedaan penentuan awal puasa dan lebaran, umat islam justru melupakan aspek hakiki dan memunculkan lagi isu-isu kontradiktif yang memecahkan masyarakat terutama menjelang Pemilu 2024. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close