Yogyakarta, Kabar Jogja - Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menggunakan pesawat komersial dan tidak menginap di hotel berbintang menunjukkan contoh keteladanan bagi pemimpin nasional dan global.
PP Muhammadiyah menegaskan, kunjungan ke Paus ke Indonesia mulai Selasa (3/9) sampai Kamis (5/9) menunjukkan arti penting Indonesia dan komitmennya membangun serta memperkuat hubungan Katolik dengan dunia Islam
“Di tengah kesibukan dan jadwal yang padat, kunjungan Paus Fransiskus menggunakan pesawat komersil dan tidak tidak menginap di hotel. Menunjukkan keteladanan yang menjadi inspirasi bagi pemimpin bangsa,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mukti.
Muhammadiyah juga menjadikan pertemuan Paus Fransiskus dengan kelompok-kelompok agama menunjukkan keterbukaan dalam dialog dan kerjasama antar iman. Pertemuan juga menjadi upaya Paus memperkenalkan Indonesia kepada dunia sebagai negara yang memiliki kemajemukan serta kerukunan agama dan budaya.
“Indonesia sebagai tuan rumah, seharusnya menyambut dan menghormati kunjungan Paus Fransiskus dengan penuh keramahan dan kesantunan yang mencerminkan budaya serta peradaban yang luhur,” terang Mukti.
Muhammadiyah menurutnya sangat berharap pemerintah menjadikan pertemuan dengan Paus Fransiskus untuk menyampaikan dan mendialogkan masalah- masalah perdamaian dan posisi Indonesia dalam perdamaian dunia, khususnya masalah Palestina.
Indonesia seharusnya menjadikan kedatangan dan pertemuan dengan Paus Fransiskus sebagai momentum mengambil prakarsa dan mengembangkan peran perdamaian dunia secara lebih proaktif dalam mencari solusi permanen bagi masa depan Palestina dengan melibatkan berbagai pihak di tingkat dunia.
Sementara itu, berbagai institusi akademis di Yogyakarta berkolaborasi menggelar seminar dan bedah buku bertajuk ‘Paus Fransiskus dalam Konteks Nusantara: Tinjauan Interreligius dan Interdisipliner’.
Seminar ini diadakan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma (USD), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) yang berlangsung di Ruang Drost, Kampus III Universitas Sanata Dharma.
Seminar ini disebut menggali lebih dalam ajaran, kehidupan, dan keteladanan Paus Fransiskus serta relevansinya dalam konteks Indonesia.
Empat pembicara yang hadir, yaitu Al. Makin dari UIN Sunan Kalijaga membahas relevansi ajaran Paus Fransiskus dalam konteks dialog antaragama di Indonesia. Kemudian Rm. Dr. Albertus Bagus Laksana dari USD mengupas kehidupan dan spiritualitas Paus Fransiskus, serta bagaimana hal tersebut memengaruhi umat Katolik di Indonesia.
Pembicara berikutnya Gregorius Sri Nurhartanto dari UAJY mengulas nilai-nilai kemanusiaan yang diusung Paus Fransiskus dalam konteks hukum dan hak asasi manusia. Terakhir adalah Pdt. Steganus Christian Haryono dari UKDW menjelaskan bagaimana keteladanan Paus Fransiskus dapat menjadi inspirasi bagi komunitas Kristen di Indonesia. (Tio)