Bantul, Kabar Jogja - Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dua tahun ini menargetkan tenaga pendidik atau guru dalam program pelunasan hutang riba.
Ketua Pengurus BMT UMY, Rizal Yahya, usai penyerahan Kartu Lunas PHR untuk Guru Batch 2 pada Selasa (2/4), menyatakan tahun ada sebanyak 19 guru yang dibebaskan dari hutang riba dengan total dana yang dikeluarkan sebanyak Rp227 juta.
“Kebanyakan hutang yang kita lunasi adalah di pinjaman online, bank konvensional dan rentenir. Beberapa yang sudah kita lunasi, aset yang dijaminkan kita kembalikan ke nasabah,” katanya.
Sedangkan untuk nasabah yang dinilai masih memiliki kemampuan mengangsur namun dalam skala kecil, BMT UMY memberikan pinjaman tanpa bunga dan tanpa jangka waktu pelunasan.
Program rutin BMT UMY merupakan batch kedua atau tahun kedelapan yang penerimanya merupakan para guru dan ustadz. Kegiatan rutin dijalankan sejak 2016.
General Manager BMT UMY Uang Wari selain program pelunasan hutang, pihaknya juga memberikan pinjaman kepada mahasiswa yang kesulitan untuk memenuhi pembiayaan akademik maupun sarana akademik.
“Kalau sarana pendidikan itu seperti laptop dan sepeda motor. Itu bisa diajukan kapan saja, tidak harus di awal semester seperti kebutuhan SPP,” terangnya.
Dalam penyaluran pembiayaannya sendiri BMT UMY tidak pernah memberikan uang cash kepada para peminjam. Hal itu dilakukan guna meminimalisir potensi disalahgunakannya uang pinjaman.
“Misal bayar SPP, BMT yang bayar langsung ke kampus. Mahasiswa tinggal terima kwitansi. Begitu juga pembelian barang, kami yang memberikan sesuai kebutuhan mereka saat pengajuan. Itu untuk meminimalisasi kecurangan,” jelas Wari.
Wakil Sekretaris Lazismu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Alfis Khoirul Khisoli mengapresiasi program dakwah sosial ini dan menjadi percontohan Lazismu nasional.
“Lazismu BMT UMY mencanangkan dan mencetuskan program hutang riba. Program ini juga akan kami bawa menjadi program percontohan nasional terkait yang Lazismu DIY lakukan dalam concern nya di bidang pengentasan hutang riba,” jelas Alfis.
Penghargaan kepada Lazismu BMT UMY juga diberikan karena mampu melaksanakan Penyerahan Kartu Lunas dalam PHR sebagai program dakwah sosial terbaik. Sebab bahaya riba bukan hanya berdampak pada kehidupan sosial, tetapi juga memberikan pengaruh terhadap eksistensi kehidupan, agama, budaya bahkan psikologi.
Salah satu penerima PHR, Solichah selaku guru Sekolah Dasar (SD) Dadapan Turi berterima kasih kepada Lazismu BMT UMY dan berharap program ini akan semakin besar agar dapat membantu lebih banyak lagi penerima PHR ke depannya.
“Terima kasih, alhamdulillah Lazismu BMT UMY yang telah membantu melunasi hutang-hutang kami semua. Semoga kedepannya program ini bisa berlanjut semakin besar dan menjadi lebih banyak lagi yang terbantu dengan adanya program ini,” harap Solichah. (Tio)