Yogyakarta, Kabar Jogja - Caleg DPR RI Partai Demokrat Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta, Prima Sari, melihat perkembangan dunia digital saat ini memberi peluang untuk pemberdayaan ekonomi digital di keluarga.
Bergabungnya 344.000 pelaku usaha DIY ke berbagai aplikasi pasar digital sejak 2019. Menjadi bukti masyarakat Kota Gudeg sudah mampu dan siap menerapkan digitalisasi ekonomi pada aktivitas perekonomian.
“Kehadiran era digital yang membawa perubahan pada kehidupan masyarakat harus disikapi dengan sungguh-sungguh. Ini agar era digital membawa manfaat bagi kehidupan,” kata pemerhati masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan Prima pada Jumat (12/1).
Karenanya pemahaman tentang dampak positif dan negatif digitalisasi harus ditanamkan bagi keluarga-keluarga di Indonesia. Hal ini sebagai upaya memahami dan memperlakukan teknologi dengan baik dan benar.
Di bidang ekonomi, seiring terus meningkatnya transaksi, pelaku UMKM maupun koperasi di Yogyakarta nantinya harus benar-benar diupayakan menjadi wirausaha yang handal, mapan dan menumbuhkan wirausaha pemula.
“Pemanfaatan IT dari para pelaku UMKM melalui aplikasi-aplikasi, menjadi parameter menilai sejauh mana digitalisasi bisa memegang kendali atas pertumbuhan ekonomi keluarga berbasis digital,” tutur Prima.
Keluarga menurut Prima merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peranan penting menciptakan generasi bangsa yang berkualitas. Ketahanan keluarga diperlukan dalam melewati masa adaptasi terhadap berbagai perubahan lingkungan dan perubahan perilaku sosial.
Program pemberdayaan ekonomi keluarga dirancang dengan tujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat, semangat, keterampilan serta kinerja keluarga dalam bidang usaha ekonomi produktif.
“Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan, setiap keluarga diharapkan mampu meningkatkan ekonomi dan pendapatan. Kondisi ini diusahakan dalam satu keluarga ada satu talent digital,” tuturnya.
Sejalan dengan itu keluarga diharapkan memiliki daya juang dan daya saing untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan berani untuk melakukan usaha ekonomi produktif.
Kedepannya, agar DIY mampu meraih hasil optimal dalam program pemberdayaan ekonomi digital di keluarga. Selain terus memberikan literasi digital, melengkapi sarana dan prasarana jaringan internet sangat diperlukan.
“Mengingat banyak pelaku usaha yang berada di daerah yang belum tersentuh dengan internet. Hal ini bisa dikatakan kendala utama untuk pengembangan digitalisasi ekonomi,” tuturnya.
Baginya, perkembangan teknologi akan mendorong aktivitas keluarga di bidang ekonomi menjadi lebih produktif. Pemanfaatan teknologi digital secara bijaksana menjadi daya ungkit peningkatan kesejahteraan keluarga.
“Mempelajari dan memahami serta menggunakan teknologi secara bijaksana menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan,” tutupnya. (Tio)
