-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JIDAB ‘INTERCHANGE’, Hadirkan Ruang Seni dan Presentasi Isu-isu Disabilitas

    13/10/23, 19:19 WIB Last Updated 2023-10-13T12:19:47Z

    Bantul, Kabar Jogja – Sukses dengan Jogja Disability Arts Biennale (JIDAB) ‘Rima Rupa’ 2021, Yayasan Jogja Disability Arts (JDA) kembali menggelar pameran rutin seni rupa internasional dua tahunan.


    Mengambil tema ‘INTERCHANGE’, pameran yang berlangsung sejak 13-21 Oktober ini melibatkan 54 seniman dalam dan luar negeri menghadirkan 64 karya seni rupa di Galeri R.J. Katamasi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.


    “Tema ‘Interchange’ kami angkat karena melihat adanya pertautan antara seni dan disabilitas yang memiliki banyak dimensi. Seni menjadi medium untuk merepresentasikan kondisi disabilitas,” ketua tim kurator Budi Irawanto, Jumat (13/10).


    Bertambah menjadi 12 negara, sebelumnya 10 negara. Peserta dari luar negeri berjumlah 17 seniman dan 37 berasal dari berbagai kota besar di Indonesia. 64 karya yang dipamerkan tidak hanya terdiri dari karya lukis dua dimensi, namun terdapat pula seni instalasi dan video art.


    Budi menyatakan rekan-rekan penyandang disabilitas menemukan bahwa dunia seni merupakan medium ekspresif untuk menemukan kedirian maupun ketubuhan mereka. Dalam tataran yang lebih luas, seni menjadi perangkat untuk mendorong kepedulian publik terhadap isu-isu yang berkaitan dengan disabilitas.


    “Meski demikian seni semestinya tak berhenti pada ikhtiar membuka kesadaran publik terhadap perkara disabilitas. Tapi seni juga membuka ruang kolaborasi antara kalangan penyandang disabilitas dan bukan penyandang disabilitas,” tegasnya.


    Kurator Nano Warsono, menyebut tema Interchange’ sepenuhnya menggarisbawahi adanya proses kolaborasi artistik yang diwarnai oleh pertukaran gagasan melalui praktik kreatif di medan seni.


    “Proses kolaborasi tentu tak sekadar mempertemukan atau menyatukan dua gagasan maupun praktik kreatif yang berbeda, melainkan juga melahirkan keinsafan baru tentang pentingnya memahami dan menaruh hormat pada pihak lain serta kesadaran ada hal yang jauh lebih ketimbang dilakukan sendirian,” ujarnya.


    Ketua Jogja Disability Arts, Sukri Budi Dharma menyatakan dalam prosesnya para kurator memilih dan menampilkan karya terbaik milik peserta yang memiliki daya ekspresifnya.


    “Kurator di tahun-tahun sebelum menyelenggarakan pameran sudah berkomunikasi dengan seniman disabilitas untuk karyanya akan dipamerkan. Kita melibatkan semua seniman yang menyandang disabilitas sensorik, motorik, intelektual maupun mental,” ungkapnya.


    Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Dante Rigmalia menegaskan JIDAB kedua ini bukan lagi merupakan media pamer karya seni yang penuh eksplorasi dan kreativitas.


    “Namun ini menjadi ruang yang sepenuhnya membentuk pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi disabilitas beserta isu-isu yang dihadapi di masing-masing negara. Serta membuka ruang dialog yang lebih leluasa dalam melihat persoalan disabilitas,” tuturnya. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close